ALANA McLaughlin sepintas terlihat seperti wanita muda pada umumnya. Senang berdandan, menggunakan pemerah bibir dan memulas kedua alisnya. Tapi, beberapa tahun lalu, Alana jelas jauh dari hal itu. Ia adalah pria gagah yang tercatat sebagai anggota pasukan khusus Amerika Serikat, Delta Force.

Alana yang kini 32 tahun, sebenarnya terlahir sebagai laki-laki. Namanya panggilannya saat kecil adalah Ryan.

Saat bergabung dengan pasukan khusus AS, Ryan adalah pemuda perkasa dengan lengan berotot dan badan tegap. Tapi pria asal Portland, Oregon itu justru merasa sebagai wanita.

Kini ia terlihat kemayu dengan hidup sebagai wanita setelah setelah menjalani berbagai operasi. Tentu saja termasuk operasi pergantian kelamin.

Alana mengenang masa lalunya. Menjadi tentara ternyata berawal dari motivasinya untuk bisa benar-benar menjadi pria, atau sekalian mati di medan perang karena tak kuat menanggung hasrat menjadi wanita.

Mudahnya, ia ingin bunuh diri secara pasih. “Aku sangat ingin secara aktif terlibat dalam pertempuran sehingga aku punya kesempatan untuk terbunuh,” katanya.

Ryan memang berupaya keras untuk bisa benar-benar menjadi pria. Ia berkelahi, menembak, mengangkat beban, menumbuhkan jenggot hingga mengendarai Harley Davidson.

“Tapi itu tak mengubah apa pun. Aku akan tetap meratapi diri saat menjelang tidur di malam hari,” tuturnya.

Ryan bahkan pernah diterjunkan di Afghanistan sebagai penembak. Ia juga pernah menjadi tenaga medis di pasukan elite Tim A Delta.

Tapi Ryan memang sudah tahu ada yang berbeda pada dirinya. Selain itu, dia pernah menjadi korban pelecehan seksual.

“Saat kecil, saya berdoa setiap malam. Saya berdoa agar Tuhan menjadikanku seorang gadis, atau mengubah pikiranku (agar tetap menjadi pria, red),” katanya.

Hasrat yang meluap-luap untuk menjadi wanita memalksa Ryan untuk mengaku ke orang tuanya. Ia mengaku sebagai seorang gay dan pengin menjadi wanita.

Tapi orang tua Ryan yang konservatif tentu tak mau putranya menjadi transgender. “Ketika aku pertama kalu bercerita ke orang tuaku tentang ini, ayahku tak mau berbicara lagi padaku seperti sebelumnya,” katanya.


edua orang tua Ryan sangat percaya putranya itu menjadi transgender karena pernah mengalami pelecehan seksual. Sementara Ryan meyakini bahwa pemerkosaan tidak mengubah seksualitas atau pun jenis kelaminnya.

“Mereka tidak mau menerimaku sebagai putri mereka dan aku hanya pernah menjadi anak laki-laki mereka. Aku sangat kecewa,” katanya.

Puncak kekecewaan Ryan terjadi pada pada 2010 setelah ia meninggalkan profesinya sebagai tentara. Ia sempat melukai payudaranya sendiri dengan pisau bedah.

“Semua pesan yang aku terima adalah aku tak akan pernah bisa menjadi wanita sejati,” katanya.

Akhirnya pada 2012, Ryan semakin bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita. Dia menjalani operasi pembedahan yang meliputi pembesaran payudara, feminisasi wajah dan ganti kelamin.

“Operasi membuat orang-orang sadar bahwa anda adalah transgender dan membuatmu lebih aman. Aku inngin bertahan,” katanya.

Tapi Ryan -eh Alana- pun hanya bisa berteman dengan orang-orang yang mau menerimanya sebagai transgender. Padahal ia ingin bisa berumah tangga dengan pria pujaannya. “Penting bagiku untuk menemukan cinta,” katanya.

Meski demikian, Alana tetap belum sepenuhnya lepas dari kegelisahannya. “Akhirnya aku merasa seperti orang yang sebenarnya berada dalam tubuh yang salah dengan peran yang salah pula,” katanya.

Tapi, operasi kelamin memang membuat Alana lebih percaya diri. “Saya tak perlu berpura-pura lagi,” katanya.(mirror/ara/jpnn)