KARACHI - Qandeel Baloch, selebriti media sosial asal Pakistan, dibunuh kakak kandungnya, Sabtu, 16 Juli 2016. Menjaga kehormatan keluarga diduga menjadi alasannya pemilik nama asli Fauzia Aneem tersebut dibunuh.

Laporan menyebutkan bahwa Baloch dicekik hingga tewas di rumahnya di Multan oleh Wassem, kakak kandungnya sendiri. Setelah kejadian itu, Wassem melarikan diri dari tempat pembunuhan perkara (TKP).  

"Dia (Baloch) mati lemas karena dicekik. Ini sepertinya merupakan kasus pembunuhan demi menjaga kehormatan, tapi kami sedang menyelidikinya," kata Kepala kepolisiaan setempat, Azhar Akram, seperti dilansir dari Indian Express.

Sebelum pembunuhan, kakaknya diduga telah  menyuruh wanita berusia 26 tahun tersebut mengakhiri aktivitasnya di media sosial. Baloch dikenal karena komentar dan penampilannya yang dianggap kontroversi di media sosial.

Qandeel meraih ketenaran pada tahun 2014 setelah video kontroversinya beredar secara viral di internet. Hingga saat ini, dia memiliki puluhan ribu pengikut di media sosial.

Sementara dikutip dari Guardian, pada Maret lalu, Baloch dalam video yang diunggahnya berjanji melakukan tarian telanjang jika tim kriket negaranya memenangkan kejuaraan World Twenty20. Namun setelah akhirnya Pakistan kalah, dia tetap menari di depan kamera, dengan alasan untuk menghormati tim India yang menang pada saat itu.  

Sementara bulan lalu, Baloch juga menjadi kontroversi setelah mengunggah fotonya berpakaian seksi saat sedang bersama dengan seorang ulama. Setelah itu, dia menerima ancaman pembunuhan dan meminta perlindungan keamanan dari kepolisian, namun tak ada perlindungan yang diberikan, sehingga dia sempat mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri bersama kedua orangtuanya.  

Pembunuhan perempuan oleh kerabat sendiri karena alasan kehormatan keluarga telah berulang kali terjadi di Pakistan. Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan memperkirakan bahwa lebih dari 3 ribu perempuan tewas dalam periode tahun 2008 hingga 2014, karena alasan itu.

Sementara Aurat Foundation, kelompok hak asasi lainnya di Pakistan mengeluarkan angka yang lebih tinggi. Mereka mengklaim bahwa sekitar 1.000 perempuan tewas dalam setahun, karena alasan demi menjaga kehormatan keluarga.***