SIANTAR - Pebria Aditia (29), supir pribadi dokter spesialis anak nekat menjambret. Warga Jalan Madura Atas Gang Kelinci, Kelurahan Banten, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumut itu, nekat melakukan aksi kriminal karena tak punya uang untuk biaya persalinan istrinya.

Ia ditangkap dan dihajar warga saat menjambret tas berisi laptop milik mahasiswi Universitas Simalungun (USI) bernama Mira Br Sinurat (20).

Peristiwa terjadi di Jalan Reider, Kelurahan Bukit Sofa, Siantar Sitalasari, Minggu (10/7) sekira pukul 16.00 WIB.

Kasus ini berawal saat mahasiswi semester tujuh jurusan hukum yang ngekos di rumah Jisman Sinaga, Jalan Reider, hendak memulangkan laptop yang dipinjamnya dari Sandi br Manalu (22). Kosan korban dengan Sandi memang berdekatan.

Di saat yang bersamaan, pelaku yang telah memantau korban langsung merampas tas berisi laptop itu dari tangan korban. Namun Mira tak langsung menyerah. Ia pun menarik tasnya sehingga terjadilah aksi tarik menarik.

Karena terdesak, korban menjerit minta tolong dan berteriak rampok. Dalam sekejap, puluhan warga pun berdatangan ke lokasi dan mengejar pelaku.

Lalu Pebri pun ditangkap serta dipukuli hingga babak belur dan nyaris tewas. Untungnya peristiwa itu terjadi tepat di depan rumah Ketua RT 002 Kelurahan Bukit Sofa, Mhd Azaddin (50).

Mendengar ribut-ribut, Pak RT keluar rumah dan menenangkan warga. Selanjutnya memanggil polisi, serta menyerahkan Febri.

Pebri mengaku nekat menjambret karena butuh uang untuk persiapan biaya persalinan istrinya.

“Istri saya mau melahirkan, jadi butuh uang bang. Istri saya saat ini lagi mengandung anak kedua dan umur kandungannya sudah delapan bulan bang. Saya butuh uang. Pekerjaan saya supir pribadi. Supir pribadi dr Rosmaulina Br Damanik. Saya bekerja terhitung sejak Februari 2016 sampai sekarang bang,” ungkapnya.

Aksi jambret ini, kata Febri, baru pertama kali ia lakukan. Namun aksinya gagal, bahkan ia dimassa.

Petugas piket Polsek Siantar Aiptu Awaluddin dan Bripka Silalahi, mengatakan bahwa pelaku jambret itu masih diperiksa intensif. “Kasus ini masih kita kembangkan, masih lidik,” terangnya.***