KEDIRI - Keset kaki yang terbuat dari kertas Alquran menggegerkan warga Kediri, Jawa Timur. Polisi langsung menyita keset tersebut untuk meminimalisir isu SARA.

Kepala Polres Kediri Kota AKBP Wibowo, Senin, mengemukakan, temuan dua keset yang sebagian menggunakan kertas bertuliskan ayat suci itu bermula dari laporan masyarakat.

Awalnya, warga yang membeli keset tersebut di sebuah toko, tepatnya di Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.

"Ada temuan keset itu, dan terkait hal tersebut kami sudah lakukan koordinasi, pertemuan dengan muspika, termasuk tokoh agama setempat," katanya di Kediri, Senin (11/07/2016).

Di keset yang terbuat dari kain tersebut, ada tulisan ayat suci Al Quran. Kertas tersebut dijahit langsung sebagai alas di keset tersebut.

Wibowo mengatakan, polisi sudah memeriksa tujuh orang saksi terkait dengan temuan keset tersebut. Selain saksi, mereka juga sebagai distributor dan penjual.

Barang-barang itu, kata Wibowo, dikirim dari Tulungagung. "Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa terkait temuan tersebut tidak adanya kesengajaan atau motif lain pembuatan keset dengan menggunakan bahannya ada beberapa ayat suci. Itu semata-mata untuk menekan biaya operasional. Selain itu, mereka juga sudah meminta maaf kepada umat Islam," ungkapnya.

Polisi juga sudah meminta pemilik toko mengecek kembali barang yang dijualnya.

Sementara itu, salah seorang pengurus masjid di Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Mahtum, mengatakan ia dengan pengurus masjid lainnya mendapatkan keset itu dari warga. Tanpa berpikir panjang, ia membawanya ke kantor polisi.

"Ada warga yang menunjukkan ke kami, dan tanpa pikir panjang kami langsung bawa ke Polsek," ujarnya.

Sementara, Patmi, warga Tulungagung, distributor keset tersebut mengatakan, yang membuat kerajinan itu adalah tetangganya.

Namun, siapa pastinya ia tidak tahu sebab banyak tetangganya yang mengerjakan kerajinan itu.

"Waktu itu ada sekitar 100 keset dan yang membuat tetangga saya, tapi siapa orangnya saya tidak tahu. Saya mengambil itu seharga Rp2.000 dari mereka, tapi tidak semuanya ada tulisan Arab, hanya sebagian saja," kata Patmi.***