MELBOURNE - Sejak 1 Juli 2016, konsumen di Australia akan lebih mudah mengetahui dari mana produk makanan yang mereka beli berasal, dengan diterapkannya label asal makanan tersebut.

Bisnis memiliki waktu dua tahun untuk menerapakan sepenuhnya aturan tersebut, namun dalam waktu bersamaan, tidak semua konsumen berpandangan bahwa pelabelan baru ini akan mengubah pola belanja mereka.


Pelabelan ini membuat konsumen lebih mudah mengerti dimana sebuah item diproduksi, ditanam, dibuat atau dibungkus, dengan penambahan logo kangguru bertuliskan Australian Made.

Di bawah logo itu ada tanda seberapa banyak produk itu adalah produk asal Australia dan produk yang sepenuhnya impor akan tertulis misalnya 100 persen bahan impor.

Ian Harrison Direktur Eksekutif Australian Made Campaign mengatakan ini adalah langkah besar bagi konsumen. Dia mengatakan program ini dimulai awal tahun 2015 menyusul adanya produk beri asal Cina yang menimbulkan keracunan makanan bagi pembelinya.

''Sekarang sudah diberlakukan dan perusahaan akan mulai, sampai dua tahun ke depan, menempelkan label asal di produk mereka. Jadi semua produk makanan, kecuali beberapa produk, akan memiliki label ini di akhir 2018,'' kata Harrison.

Pengecualian itu adalah untuk minuman ringan, minuman beralkohol dan permen (sweets). Harrison mengatakan semua ini sekarang harus dibicarakan secara terbuka, dan mendesak hal tersebut dilakukan.

Dia menambahkan label dari sekitar 50 ribu produk harus diubah. Bisnis khawatir dengan biaya tambahan. Awalnya perubahan tersebut harus dilakukan dalam waktu enam bulan, namun diperpanjang setelah adanya berbagai protes.

Banyak bisnis yang mengeluh kemungkinan adanya biaya tambahan untuk melakukan hal tersebut. Harrison mengatakan label di semua produk ini harus didesain ulang.

''Karena yang harus dilakukan adalah membuat logo Aussie made, ini adalah panel baru yang harus dipasang ketika melabel produk Anda. Jadi ada perubahan desain, ada pencetakan, dan berbagai hal yang harus dilakukan. Jadi bagi perusahaan besar, pastinya mereka harus melakukanya mulai sekarang, atau mereka harus melakukannya sebelum masa dua tahun itu berakhir,'' katanya.

Beberapa pengecualian akan diberlakukan untuk produk musiman, yang akan tergantung pada pasokan. Namun yang lain, bila mereka tidak mengikuti perubahan atau memberikan informasi yang tidak akurat, mereka akan mendapatkan hukuman dari ACCC (Lembaga Perlindungan Konsumen Australia).

Apakah ini akan mempengaruhi perilaku konsumen?

Fiona Silk mengatakan bahwa ketika dia belanja di supermarket, dia dan pasangannya biasanya membeli bahan segar, dan mengatakan dia tidak tahu apakah dia akan memperhatikan asal negara dari produk yang dibelinya.

''Saya sudah memiliki cara sendiri. Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah label mengenai kandungan gizi. Selain itu tidak ada lagi yang jadi perhatian,'' katanya.

Warga asal Sydney Matthew Bell mengatakan perubahan ini tidak akan mempengaruhi caranya berbelanja. ''Saya berasal dari Inggris dan di sana, kami tidak terlalu khawatir mengenai dari mana produk berasal, kami lebih mementingkan harganya,'' katanya.

Natasha Hopkins mengatakan label baru ini akan mempengaruhi caranya berbelanja. ''Saya kira kalau labelnya ada, ini pasti akan mempengaruhi cara saya berbelanja,'' katanya.

''Bila misalnya di satu hari, saya melihat 'ini 50 persen produk Australia' dan kemudian ada merek lain, yang bertuliskan 'ini 75 persen produk Australia'. Ini akan membuka mata saya mengenai dari mana produk itu berasal,'' katanya.***