JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat menghidupkan kembali working group border trade agreement (BTA) atau perdagangan lintas batas.

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan The 2nd Indonesia-Malaysia Joint Trade and Investment Committee (JTIC) Ministerial Meeting, yang diadakan Kamis di Hotel Kempinski, Jakarta.

“Malaysia merupakan mitra dagang terbesar kedua dan mitra investasi potensial di ASEAN bagi Indonesia,” ujar Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dalam konferensi pers seusai acara, Kamis, 29 Juni 2016.?

Thomas menambahkan, banyak sekali peluang untuk meningkatkan perdagangan di antara kedua negara. Pertemuan JTIC secara keseluruhan membahas berbagai isu bilateral di bidang perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Malaysia. Pada 2015, total nilai perdagangan kedua negara sebesar US$ 16 miliar atau turun 21,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Thomas berujar kedua negara menginginkan nilai perdagangan Indonesia dan Malaysia bisa seperti yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri?Najib Razak. Nilai yang dicita-citakan tersebut sebesar US$ 30 miliar.

Lewat forum pertemuan tingkat menteri JTIC ini, diharapkan jaringan kerja antara pengusaha Indonesia dan Malaysia dapat menciptakan peluang bisnis serta akses pasar potensial. Tom mengatakan Indonesia mendorong pertemuan ketiga JTIC mendatang bisa dilakukan business engagement di antara kedua negara yang sifatnya government to business (G to B).

“Dengan begitu, apabila ada persoalan yang dihadapi pihak swasta dapat segera dicarikan jalan keluar,” tutur Thomas.

Selain reaktivasi perdagangan lintas batas, pemerintah Indonesia membahas isu pemalsuan produk Indonesia di Malaysia. Thomas mengatakan pemerintah Malaysia sangat mendukung penyelesaian kasus pemalsuan produk Indonesia. Malaysia juga setuju dilakukan investigasi lanjutan terhadap beberapa perusahaan Malaysia yang terlibat dalam kasus pemalsuan produk tersebut.

Selama periode 2010-2015, nilai investasi Malaysia di Indonesia tercatat mencapai US$ 8,9 miliar dan menduduki peringkat kelima berdasarkan negara asal investasi. Lima besar investasi teratas dari Malaysia di Indonesia ialah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (US$ 2,2 miliar).

Berikutnya disusul konstruksi (US$ 1,7 miliar), tanaman pangan dan perkebunan (US$ 1,6 miliar), industri makanan (US$ 616,5 juta), serta industri kimia dasar atau produk farmasi (US$ 267,1 juta).

Adapun pertemuan ini merupakan pertemuan kedua yang dilakukan antarnegara setelah delapan tahun vakum. Pertemuan JTIC pertama dilangsungkan pada 2008.***