KAITANGATA - Terbatasnya lapangan kerja dan rumah murah merupakan masalah utama bagi pemerintah Indonesia. Sebaliknya, pemerintah Kota Kaitangata justru dipusingkan dengan kelebihan lapangan kerja dan rumah murah. Kaitangata merupakan sebuah kota kecil di di Provinsi South Island, Selandia Baru. Kota ini hanya memiliki 800 penduduk. Warga kota ini kemudian membuat pengumuman khusus, demi merekrut warga asing tinggal dan bekerja di kota mereka.

Para penduduk menawarkan paket rumah dan tanah di pedasaan dengan harga 230 ribu Dolar Selandia Baru (setara Rp2,1 miliar), dengan harapan banyak penduduk baru tertarik tinggal di wilayah tersebut.

Dilaporkan The Guardian, Rabu (29/6), Bryan Cadogan selaku Wali Kota Distrik Clutha yang menaungi Kaitangata mengatakan, ada sekitar lapangan kerja untuk 1.000 orang yang saat ini tersedia.

"Ketika saya menganggur dan memiliki keluarga untuk diberi makan, saya diberi kesempatan di Clutha. Kini, saya akan menawarkan kesempatan itu kepada warga lainnya," kata Cadogan.

Clutha mampu menarik orang dengan industri primer pengolahan susu selama bertahun-tahun. Selama itu pula para karyawan dipaksa untuk bekerja lebih keras karena sedikitnya sumber daya manusia di wilayah tersebut.

"Saya sedikit putus asa melihat banyaknya para warga yang dipaksa untuk bekerja agar memenuhi pasar di luar sana," imbuh sang wali kota.

Sementara itu, warga bernama Evan Dick yang bekerja sebagai pemerah susu mengatakan dirinya menjadi ujung tombak kota tersebut.

"Saya keturunan ketiga di kota ini. Dan kami menjadi ujung tombak perekonomian di sini," tuturnya.

"Komunitas kami kuno, namun kami tidak pernah mengunci rumah. Kami akan membiarkan anak-anak kami berlari bebas. Kami ingin membuat kota ini hidup lagi, karenanya kami menunggu Anda dengan tangan terbuka," ungkapnya. ***