MANILA - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte, mencanangkan program keluarga berencana (KB) sebagai salah satu program utama pada kepemimpinannya, meski hal itu berseberangan dengan pandangan Gereja Katolik yang selama ini menentang kontrasepsi di Filipina. Dalam pidatonya di Kota Davao, Senin (27/8/2016), Duterte menyatakan bahwa setiap keluarga di Filipina maksimal hanya boleh memiliki tiga anak. Dinas kesehatan di setiap kota akan diminta aktif mengawasi pelaksanaan KB tersebut.

"Potong kelamin si bapak jika anaknya sampai lima," seloroh Duterte, seperti dikutip dari Inquirer.net.

Menurutnya, KB sangat bermanfaat bagi perekonomian Filipina. Sebagai negara mayoritas Katolik, selama ini politikus sulit menjalankan program pengendalian jumlah penduduk akibat intervensi gereja.

"Saya siap bentrok dengan Gereja, karena imbauan (menolak KB) sudah tak lagi realistis," tegas Duterte.

Filipina memang tertinggal untuk urusan KB jika dibandingkan dengan negara-negara AEAN lainnya. Promosi kontrasepsi baru dilakukan pada 1992, di era Presiden Fidel Ramos. Itupun dengan penolakan keras komunitas Gereja.

Duterte memang terkenal aktif mengampanyekan pentingnya kontarsepsi sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Davao. Dia bahkan tak segan memberi hadiah uang tunai bagi lelaki atau perempuan yang bersedia menjalani KB di kotanya itu.***