LONDON - Referendum yang memastikan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) memukul perbankan besar. Brexit membuat saham-saham bank global rontok.

Dilansir dari CNN Money, Jumat 24 Juni 2016, saham bank terbesar di Inggris, HSBC, melemah sampai 11 persen. Begitu pula dengan Standard Chartered Bank -bank Inggris yang fokus pada Asia- yang sahamnya merosot 12 persen.

Merosotnya saham perbankan global di bursa Eropa dan Amerika Serikat ke level terendah, menandakan krisis akan dimulai.

Bisnis keuangan adalah sektor yang sangat penting di Inggris. Sektor jasa keuangan menyumbang 8 persen untuk perekonomian Inggris. Ada sekitar 1,2 juta tenaga kerja atau 4 persen yang bekerja di sektor jasa keuangan.

Perbankan dunia meminta Inggris untuk tetap di Uni Eropa dan memperingatkan Inggris bisa terkena resesi ekonomi kalau Inggris memilih hengkang dari Uni Eropa.

Selain itu, perbankan global menggunakan Inggris untuk masuk ke Eropa. Jika Inggris keluar, jaringan perbankan global untuk jutaan masyarakat Uni Eropa akan terganggu. Memang, ada regulasi yang mengatur industri jasa keuangan dan trasansaksi lintaas batas ada di Uni Eropa.

Tahun lalu, Deutsche Bank dan HSBC disebut-sebut akan memindahkan bisnisnya dari Inggris. HSCB memutuskan untuk tinggal, sementara itu Deutsche Bank belum memutuskan apa pun.

Kini, HSBC mengisyaratkan akan memindahkan operasional banknya ke Paris kalau masyarakat Inggris memilih Inggris keluar dari Uni Eropa.

Sementara itum JP Morgan dan Citibank juga memperingatkan Inggris akan menghadapi masalah pengangguran yang serius jika bersikeras keluar dari Uni Eropa.***