ISTILAH tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, pasti sering terdengar di bulan ramadhan ini. Hal itu pula yang kerap dijadikan alasan oleh sebagian orang untuk memperbanyak tidur selama puasa.

Asal dilakukan tanpa mengurangi pekerjaan atau kegiatan lainnya tentu tidak masalah.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bogor Ahmad Fathoni mengatakan, tidur saat puasa akan menjadi ibadah jika dengan tidur itu, ia akan terhindar dari dosa.

Sehingga jika ia tidak tidur, maka dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam dosa.

"Jadi dikatakan ibadah ketika tidurnya itu menghalanginya untuk berbuat dosa, sehingga akan lebih baik ia istirahat dengan tidur," katanya.

Lanjutnya, ia belum mengetahui pasti apakah ungkapan tersebut merupakan hadits yang sahih atau bukan.
Namun, konteks positif dari ungkapan tersebut bahwa orang berpuasa yang tidur bisa membantu menjauhkan dari kegiatan yang mengundang dosa.

"Ketika puasa sebenarnya bukan hanya puasa makan dan minum, tapi juga penglihatan, pendengaran, hati dan sebagainya itu harus dijaga, nah saat tidur kita akan tercegah dengan itu semua," tuturnya.

Yang terpenting, kata dia, sebelum tidur orang yang berpuasa harus meniatkan diri untuk menguatkan ibadah kepada Allah SWT, agar terhindar dari perbuatan dosa.

Dengan begitu, ia berharap istilah tidur itu ibadah saat puasa sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk bermalas-malasan.

Apalagi bisa menyebabkan lalai dalam beribadah, itu justru menimbulkan dosa.

Adapun waktu-waktu yang disyariatkan untuk tidur yakni tidur choirullah, yakni satu jam sebelum waktu Salat Zuhur atau sesudahnya.

Selain itu, ada juga waktu-waktu yang tidak diperbolehkan untuk tidur saat puasa.
"Yaitu Ba'da (setelah) Subuh dan Bada Ashar, Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang tidur pada waktu kedua itu bisa mendekatkan diri kepada fakir," pungkasnya.***