BOSTON- Josue Rashid Vega, pemuda asal Boston, Amerika Serikat, semula tak pernah tertarik dengan Islam. Namun hidayah Allah SWT menyentuhnya setelah melihat kaligrafi Islam. Josoe merasa matanya begitu sejuk saat menatap keindahan kaligrafi tersebut.

Josue memutuskan menjadi mualaf tujuh tahun lalu. Kala itu, Josue berusia 16 tahun. Dia punya sahabat Muslim bernama Hasan, yang kerap menunjukkan film-film dokumenter mengenai Islam.

Josue melihat film-film itu sebagai film biasa. Tetapi, seiring berjalannya waktu, akalnya tergelitik untuk memikirkan materi film-film tersebut. Dia mulai mencari tahu dengan membaca buku-buku tentang Islam.

"Awalnya saya merasa Islam itu aneh. Saya merasa, sampai kapanpun saya tidak bisa menjadi Muslim dan tidak akan diterima oleh warga Muslim," kata Josue di acara Jakarta Ramadhan Festival, Minggu, 19 Juni 2016 kemarin.

Suatu hari, dia melihat seni kaligrafi Islam dan merasa goresan hurufnya begitu indah. Matanya takjub dan hatinya terasa damai. Josue lalu memutuskan untuk belajar seni kaligrafi dan dalam waktu cepat dia bisa menguasainya.

"Kala itu saya mulai mempelajari Islam secara menyeluruh, dan saya menyadari Islam itu damai dan indah," ucap dia.

Sebelum memeluk Islam, Josue mengatakan sering berbicara keras kepada orangtuanya. Dia juga mengaku kerap bertengkar dengan saudaranya.

Ketika menjadi Muslim, kecenderungan itu hilang dari diri Josue. Dia menjadi lebih penyabar dan tidak lagi berbicara keras kepada orangtuanya.

Hidayah untuk Sang Kakak

Menjadi Muslim membuat kehidupan Josue berubah total. Kebiasaan dulu yang sulit mengendalikan emosi telah hilang. Josue benar-benar menjadi sosok yang baru.

Perubahan itu membuat kakaknya tertarik. Pada akhirnya, sang kakak mendapat hidayah dan mengikuti jejak Josue menjadi mualaf.

Kisah ini bermula ketika Josue tidak mendapati mobilnya. Dia mengira mobil itu telah dicuri.

Tanpa sepengetahuan Josue, ternyata mobilnya dipinjam sang kakak. Malang, di tengah jalan sang kakak mengalami kecelakaan. Kala itu hubungan Josue dengan sang kakak sedang tidak harmonis.

Mengetahui mobilnya rusak, Josue tidak marah. Dia justru mengungkapkan turut berduka atas musibah yang dialami sang kakak. Dia sampaikan perasaan itu langsung kepada kakaknya.

"Mobil bukan masalah, harta bukan segala-galanya, dan itu hanya titipan Allah, yang penting kamu bisa selamat. Karena kamu adalah kakak saya. Segalak apapun dan seburuk apapun kamu tetap kakak saya," kata dia.

Melihat perilaku sang adik yang lemah lembut, kakaknya tersentuh.

"Jika Islam yang mengajarkan kamu seperti ini, saat ini juga saya masuk Islam," kata Josue menirukan ucapan sang kakak.

Di hadapan Josue, kakaknya pun mulai bersyahadat. Kini keduanya menjalani hidup penuh kedamaian dalam iman Islam.  ***