SRAGEN - Lima mahasiswa Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, melakukan penelitian tentang ritual hubungan badan para peziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Penelitian itu berhasil mengungkap fakta mengejutkan tentang latar belakang ritual aneh tersebut. Berdasar penelitian tersebut diketahui bahwa ritual hubungan intim para peziarah itu dilegitimasi oleh tafsir tentang riwayat dan wasiat Pangeran Samudro yang sengaja dibelokkan oleh beberapa orang.

Menurut juru kunci makam, Pangeran Samudro adalah putra Raja terakhir Majapahit yang melakukan perjalanan mencari sanak-saudaranya. Namun dalam perjalanan, Pangeran Samudro wafat di Gunung Kemukus.

Sebelum wafat, Pangeran Samudro berwasiat bahwa siapa saja yang datang berziarah harus mempunyai hati yang senang, percaya, dan mantap, seperti akan datang ke rumah kekasihnya.

“Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di makam Pangeran Samudro harus berhubungan badan,” kata salah satu mahasiswa UGM, Taufiqurrahman, yang melakukan penelitian ini, sebagaimana dikutip Dream dari ugm.ac.id, Minggu 19 Juni 2016.

Sengaja Dipelihara

Berdasarkan data yang ditemukan, ada beberapa orang yang mempunyai kepentingan dengan ritual hubungan intim di Gunung Kemukus itu. Mereka diuntungkan secara ekonomis.

Orang-orang yang diuntungkan ini secara sadar “memelihara” agar mitos yang mengharuskan peziarah melakukan ritual hubungan intim tetap bertahan dan menganggap perbuatan ini sah di dalam masyarakat.

Menurut Taufiqurrahman, agen-agen yang terus-menerus menyebarkan mitos Pangeran Samudro dan ritual hubungan intim saat berziarah kebanyakan punya usaha di sekitar makam. Kebanyakan dari mereka adalah pendatang.

Para agen inilah yang akan menarik peziarah dan mengiming-imingi dengan stigma bahwa hajat mereka akan terkabul jika berhubungan intim terlebih dulu.

Kekuatan Mitos

Taufiqurrahman menambahkan, fenomena ini bisa dijelaskan dalam teori Sosiolog Perancis, Pierre Bourdieu. “Menurut Bourdieu, bahasa, simbol, atau juga mitos memiliki kekuatan untuk menentukan sikap dan pandangan dunia masyarakat,” ungkap dia.

Peneliti lainnya, Fitriadi, berharap hasil penelitian ini bisa memberikan pemahaman yang lebih kritis tentang fenomena ritual hubungan intim di Makam Pangeran Samudro. Pemerintah diharap bersikap tegas agar objek wisata makam Pangeran Samudro bersih dari praktik prostitusi.

Penelitian ini dilakukan oleh lima mahasiswa Fakultas Filsafat UGM. Selain Fitriadi dan Taufiqurrahman, tiga lainnya adalah Melfin Zaenuri, Rangga Kala Mahaswa dan Surya Aditya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah tayangan video berjudul ‘Sex Mountain’ di YouTube yang dirilis oleh seorang wartawan Australia, Patrick Abbout.***