JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga waspada terhadap curah hujan yang tinggi selama tiga hari ke depan. "Dari tinjauan kondisi atmosfer, terlihat beberapa indikasi yang menunjukkan munculnya potensi hujan lebat," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 18 Juni 2016.

Tingginya curah hujan kali ini disebabkan oleh masih hangatnya suhu muka laut yang berada di atas normal di perairan Indonesia bagian barat. Selain itu, masuknya aliran massa udara basah dari Samudra Hindia di perairan kontinen Indonesia juga turut mempengaruhi curah hujan tersebut.

Bukan hanya itu, faktor lain yang memberi kontribusi peningkatan curah hujan juga disebabkan oleh lemahnya aliran massa udara dingin Australia di wilayah Indonesia. 

Hujan deras ini, kata Yunus, juga diikuti potensi petir dan angin kencang akibat adanya daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

"Hal itu mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga meningkatkan potensi petir dan angin kencang," tuturnya.

Yunus menyebutkan beberapa daerah diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas lebat, terutama di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua. 

Untuk wilayah Sumatera, beberapa titik yang berpotensi diguyur hujan deras di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Untuk wilayah Jawa, yang berpotensi diguyur hujan deras adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Tingginya curah hujan juga akan mengguyur sebagian besar wilayah Kalimantan, Maluku, dan Papua. 

Curah hujan tinggi tersebut, ucap Yunus, berpotensi menyebabkan bencana alam di sejumlah wilayah rawan tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang. "Untuk itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa ditimbulkan," tuturnya.

Selain masyarakat, Yunus menyebutkan, kewaspadaan akan bencana ini harus menjadi perhatian bagi operator jasa transportasi, khususnya transportasi laut. 

Bahaya bisa saja muncul karena adanya hujan lebat dan gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di perairan selatan Sumatera, Jawa, hingga Bali dan Nusa Tenggara Timur.***