SAMARINDA - Sofyan mengembuskan napas terakhirnya di tengah Jalan Slamet Riyadi, Samarinda, Rabu (15/6/2016) dini hari waktu setempat. Di menjadi korban aksi berdarah yang terjadi saat sahur.

Sempat dikejar-kejar di jalanan, Sofyan akhirnya tak bisa lari. Dia dikepung beberapa pemuda. Sofyan kemudian dihajar dan ditikam berulang kali. Dua tikaman di dada, empat di punggung serta sabetan di kepala membuat Sofyan terkapar.

Sofyan diduga merupakan korban tawuran antarwarga, yang kerap terjadi belakangan ini di wilayah Sungai Kunjang. Tawuran antarwarga yang mengatasnamakan kelompok pemuda itu melengkapi diri dengan senjata tajam. Mulai parang, badik hingga busur yang dibuat dari ketapel dan memakai anak panah dari besi yang diruncingkan serta bergerigi.

"Saat kejadian saya dan teman-teman nongkrong di Jalan Cendana Gang 12. Ada yang memberitahu orang tawuran dan ada yang terkapar di jalanan," ujar Gusfi (24), warga Cendana, Rabu (15/6/2016).

Saat Gusfi dan teman-temannya datang, memang Sofyan sudah terbaring di sekitar garis marka jalan tak jauh dari SPBU Jalan Slamet Riyadi. Lokasinya persis di depan Gang 6.

Sofyan mengenakan baju lengan panjang. Tak lama warga berdatangan dan memadati jalanan dua lajur tersebut. Lalu lintas pun sempat macet. Saat itu beberapa anggota Jatantas Polresta Samarinda melintas dan langsung melakukan olah TKP.

Selain Sofyan, pemuda lain bernama Edo (19), warga Jalan Cendana juga menjadi korban. Meski nyawanya masih tertolong, namun kondisinya mengenaskan. Di mata kanannya tertancap besi anak panah.

"Ada tetangga saya yang melihat, dia (Edo, Red) mencabut sendiri anak panah yang menancap persis di matanya," celetuk salah satu warga Gang 8, Jalan Slamet Riyadi. ***