BANDUNG- Kejahatan geng motor semakin marak. Korbannya bukan hanya warga sipil, tapi juga anggota TNI. Minggu, 5 Juni 2016 laalu, anggota TNI AD Pratu Galang tewas dianiaya geng motor di Bandung. Keganasan geng motor membuat berbagai pihak geram. Puncaknya, beredar pesan mengatasnamakan Panglima Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi Mayor Jenderal TNI Hadi Prasodjo agar mengambil tindakan tegas kepada anggota geng motor yang meresahkan.

Pesan tersebut berisi:

1. Jadilah prajurit hebat, jangan numpang nama besar leluhur para prajurit pendahulu Siliwangi

2. Didik anak-anak kita dan jadikan orang sukses, jangan sampai anak-anak kita jadi geng motor atau terlibat narkoba

3. Koordinasi dengan Polri untuk bubarkan geng motor, deteksi peredaran narkoba dan tangkap mereka

4. Buat dan keluarkan tim Patroli terdiri dari 30 orang, latih dan persenjatai mereka,

5. Perintah terakhir, 'Kalau ada begal tembak saja, saya tanggung jawab'. Tidak usah takut, harusnya kita yang ditakuti. Habisi saja.

6. Kalau sanggup menculik, culik saja, yang penting tidak ketahuan buang ke laut atau kubur dalam-dalam

7. Tentara harus selalu menang melawan kejahatan apa pun itu bentuknya, bawa senjata, pistol atau sangkur, mereka berani ke kita, kita harus lebih berani tusuk, bunuh, tembak. Hancurkan geng motor, hancurkan kejahatan, tentara lebih kompak dari geng motor.

Terkait beredarnya pesan tersebut, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III Siliwangi Letkol Arh Desi Aryanto mengakui tidak sepenuhnya pesan tersebut benar. Menurutnya, hanya arahan pada poin 1 dan 2 saja yang disampaikan Pangdam Siliwangi ke jajaran Babinsa di Kabupaten Bogor. Selebihnya, tidak ada dalam pesan Pangdam kepada Babinsa.

"Kalau pesan yang banyak beredar terkait penindakan terhadap geng motor itu tidak benar, dan saya nyatakan itu hoax. Kalau arahan bersifat kedinasan dan himbauan itu benar adanya," kata Aryanto, Selasa 14 Juni 2016.

Kodam Siliwangi berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan mengenai geng motor.

"Kami berharap agar masyarakat tidak percaya isu melalui pesan berantai tidak jelas. Benar ada arahan dan pesan kepada para Babinsa di wilayah Kodim 0621 kabupaten Bogor dalam hal tugas dan pelaksanaan sebagai anggota TNI AD di lapangan," terangnya.

Sementara itu, terkait kasus penusuka yang menimpa anggota TNI AD di Bandung, Aryanto mempercayakan proses hukumnya kepada aparat kepolisian. "Kodam III percaya sepenuhnya pengusutan kasus kematian anggota TNI AD tersebut kepada pihak Kepolisian Polda Jabar dan Polrestabes Bandung," tegasnya. ***