LOUISVILLE- Muhammad Ali merupakan sosok pria yang tangguh, tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menunjukkan kelemahannya. Demikian kenangan putra bungsu mendiang legenda tinju dunia Muhammad Ali, Asaad Ali tentang ayahnya.

Asaad, yang kini berusia 25 tahun ini, mengungkapkan momen terakhir dan kenangannya bersama sang ayah dalam wawancara dengan wartawan Matt Lauer dari media Amerika Serikat, TODAY, seperti dilansir today.com, Sabtu (11/6/2016).

"Yang bisa saya katakan soal kamar itu (sebelum Ali meninggal), suasananya sungguh emosional, sangat kuat, momen spiritual yang kita bagi bersama dengan beliau," tutur Asaad.

"Saya sempat mengutarakan kata-kata terakhir saya, yang sungguh ingin saya katakan kepada beliau sejak lama," imbuhnya.

Menjadi yang paling bungsu dari sembilan anak Ali, Asaad lahir selang satu dekade setelah ayahnya menggantung sarung tinju, sehingga dia lebih banyak mengenal Ali sebagai seorang ayah, daripada seorang ikon global.

"Ada kalanya ketika masa kembali saat saya masih kecil, dan kita biasa naik mobil ke jalanan dan akan ada seseorang di jalanan -- di tengah jalan. Dan ayah menjemput mereka dan memasukkan mereka ke dalam mobil dan ayah akan membawa mereka pulang ke rumah untuk melakukan trik sulap. Ibu akan marah pada ayah," kenangnya.

Bahkan setelah didiagnosis terkena Parkinson, Ali masih bisa menunjukkan kemampuannya kepada Asaad. "Saya ingat ketika ayah berusia 60-an tahun, kami duduk di kursi saling bersebelahan dan ada lampu dan meja di antara kami. Ada seekor lalat, terbang berkeliling. Ayah tiba-tiba menangkapnya dengan cepat. Ayah melihat saya lalu mengatakan, 'Saya masih bisa'," cerita Asaad.

Asaad, yang kini menjadi asisten pelatih bisbol di Ellsworth Community College di Iowa, juga mengenang ayahnya sebagai sosok yang tangguh dalam menghadapi penyakit Parkinson yang dideritanya.

"Ayah seorang pria yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah menunjukkan kelemahan. Anda tidak akan bisa menebak kapan hari buruk dengan Parkinson, dan kapan hari baik. Karena beliau orang seperti itu. Ayah itu tangguh, beliau kuat," sebutnya.

Jenazah Ali dimakamkan di kompleks pemakaman Cave Hill, Louisville, pada Jumat (10/6) siang waktu AS, setelah dibawa berkeliling ke sejumlah lokasi bersejarah bagi almarhum. Sehari sebelumnya, atau pada Kamis (9/6) siang, digelar salat jenazah untuk almarhum. Prosesi pemakaman di Cave Hill digelar sesuai ajaran Islam dan digelar tertutup untuk publik.***