SERPONG - Roti, hampir semua orang menyukai makanan ini. Dari anak kecil, orang dewasa hingga manula, menyukai makanan dengan bahan utama tepung ini. Roti bisa dibuat dari berbagai jenis tepung. Namun yang paling umum adalah dari tepung terigu.

Tepung terigu sendiri memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga peruntukkannya pun berbeda. Ada terigu yang dikhususkan untuk membuat roti, ada untuk cake, juga untuk membuat kue kering.

Menurut instruktur kepala di Bogasari Baking Center (BBC) 'Puspita', Chairil Ichwan, jika ingin membuat roti, terigu yang digunakan adalah terigu dengan kandungan protein tinggi.

Namun dia memberikan tips bahwa sesungguhnya penggunaan terigu itu bisa dicampur dengan perbandingan tertentu. Artinya, roti yang dibuat tidak melulu harus dari tepung terigu protein tinggi tersebut.

Seperti saat memaparkan resep dasar pembuatan roti manis, Chef Ichwan memberikan resep dimana tepung terigu protein tinggi dicampur dengan tepung terigu protein sedang.

''Perbandingannya bisa 8:2, 7:3 atau 6:4, terserah saja sesuai keinginan. Intinya kalau ingin roti yang mengembangnya lebih besar dan kokoh protein tingginya harus lebih banyak,'' jelas Chef Ichwan di BBC Puspita Serpong, akhir pekan ini.

Selain pemilihan terigu, bahan-bahan lain yang ikut andil menghasilkan roti yang enak dan empuk adalah telur dan lemak. Telur, Ichwan mengatakan berfungsi membuat adonan menjadi
lembut. Karena itu, untuk pembuatan kue, roti maupun cake, maka yang lebih banyak dipakai adalah bagian kuning telurnya saja. Contohnya untuk membuat adonan roti dari satu kilogram terigu, membutuhkan empat sampai lima kuning telur dan hanya satu telur utuh (termasuk putihnya).

Selanjutnya, adalah lemak. Ichwan menjelaskan, lemak adalah bahan yang bisa membuat kue menjadi enak. ''Jadi yang bikin enak itu lemaknya, bukan tepungnya,'' kata Chef Ichwan.

Dia menjelaskan lemak ada tiga jenis yakni butter, margarin dan shortening. Jika ingin mendapatkan hasil masakan yang enak, jenis lemak yang dipergunakan sangat memengaruhi kualitas nikmatnya kue tersebut.

Jadi intinya, semua jenis lemak tersebut bisa dipakai namun pasti akan menghasilkan rasa yang berbeda. ''Kalau bikin kue pakai butter pasti lebih enak jika dibanding pakai margarin atau shortening,'' katanya.

Menurutnya, pemilihan bahan-bahan berkualitas otomatis akan berimbas pada harga. Jika membandingkan harga butter dengan margarin, apalagi shortening, pasti berkali-kali lipat. Karena itu, ketika akan membuat kue, biasanya selalu ada pertimbangan untuk dikonsumsi oleh siapa atau akan dijual dengan harga berapa.

Jadi wajar saja jika di kalangan pencipta dan penikmat kuliner sering terlontar istilah, ada rasa ada harga. Artinya, jika ingin makanan enak, pasti harganya akan sedikit lebih mahal.***