JAKARTA- Pemain nomor satu Malaysia, Lee Chong Wei, meraih gelar juara Indonesia Open 2016, setelah menaklukkan tunggal putra Denmark, Jan O Jorgensen, dengan skor 17-21, 21-19, 21-17 pada Minggu, 5 Juni 2016. Ini merupakan gelar keenamkalinya bagi Lee Chong Wei di Indonesia Open.

Pencapaian ini menyamai rekor yang dicapai mantan pemain bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat dan Ardy B. Wiranata. "Saya sangat senang bisa menang di Indonesia Open untuk keenamkalinya," kata Chong Wei seusai bertanding di Istora Senayan, Minggu.

Keberhasilan pemain nomor dua dunia itu juga memperpanjang rekor kemenangannya atas Jorgensen. Sepanjang 17 kali pertemuan mereka, Chong Wei hanya kalah sekali oleh Jorgensen. 

Namun kali ini Chong Wei mendapat perlawanan sengit dari Jorgensen.

Chong Wei gagal menyelamatkan game pertama. Jorgensen langsung bermain menyerang. Bola-bola tipis di depan net dari Chong Wei selalu bisa dikembalikan dengan baik oleh Jorgensen, bahkan dibalasnya dengan smes yang tajam. Sebaliknya, Chong Wei dibuat susah payah untuk mengatasi pukulan Jorgensen. Chong Wei tertinggal 17-21.

Game kedua dimenangi Chong Wei dengan perolehan skor yang ketat. Kejar-mengejar angka terjadi dalam pertandingan yang alot itu. Jorgensen cukup ulet mengembalikan bola-bola sulit dari Chong Wei. Jorgensen menyalip perolehan angka dari 16-17 menjadi 19-17. 

"Hari ini Jorgensen bermain sangat baik. Saya berusaha tetap fokus dan tenang. Di awal game, saya bermain tidak baik. Saat dia berbalik unggul 19-17, saya sudah siap kalah. Tapi saya tetap berusaha setiap poin," tutur peraih dua kali medali perak Olimpiade itu.

Game ketiga juga berlangsung sengit. Jorgensen terus menekan pertahanan Chong Wei. Chong berbalik menyerang dan unggul 17-14. Setelah itu, penampilan Jorgensen terlihat menurun. Saat poin kritis 20-14, Chong Wei dua kali melakukan kesalahan sendiri. Namun dengan cepat ia berhasil mengatasi keadaan. Pukulan Jorgensen yang melambung terlalu jauh memberi kemenangan kepada Chong Wei.

"Saya hampir memenangi pertandingan ini saat memimpin 19-17 di game kedua. Tapi ternyata saya melewatkan kesempatan itu. Saya sangat kecewa, seharusnya saya bisa menang," ujar Jorgensen. "Ini persoalan mental game, dia lebih unggul. Ini benar-benar pertandingan level tinggi. Saya tidak mengambil keputusan dengan benar." ***