MALANG - Tanaman padi ternyata menghasilkan energi listrik yang begitu besar. Hal itu telah dibuktikan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, yang mengumpulkan elektron dalam proses fotosintesis tanaman padi menjadi aliran listrik. Lewat sebuah alat sederhana dari tanaman padi di batang pot bisa untuk mengisi daya ke handphone (HP). Temuan tersebut yang kemudian diberi nama E-Paddy.

"Penelitian ini untuk skala laboratorium. Bahan yang digunakan berupa tanaman padi jenis IR-64 dalam umur antara 25-30 hari," kata Dheniz Fajar Akbar di Universitas Brawijaya, Sabtu (28/5).

Selain tanaman padi, yang dibutuhkan Dheniz adalah batang karbon grafit elektrode dengan ukuran 7 Cm X 5 Cm X 1 Cm untuk anoda dan katoda. Serta pot dan tanah yang berasal dari sawah, ditambahkan air dan pupuk kompos.

Semakin banyak penyiraman dan pemberian kompos akan menghasilkan peningkatan produksi elektron hingga menghasilkan tegangan listrik yang makin tinggi.

Karbon grafit yang berfungsi sebagai anoda akan ditanam di bawah tanaman padi. Sementara satu karbon grafit lainnya diletakkan di atas tanaman.

"Tanaman akan berfotositensis dan menghasilkan glukosa (C6H1206), 30 persen akan diserap oleh tanaman, sementara 70 persen dibuang ke tanah. Jumlah yang 70 persen itu akan diserap oleh mikroorganisme dalam tanah untuk melakukan metabolisme," jelasnya.

Hasil metabolisme itu, katanya, yang kemudian menghasilkan berbagai unsur, di antaranya CO2 dan Air. Sementara hasil sampingannya berupa elektron yang kemudian dimanfaatkan sebagai listrik. Semakin tua umur padi akan makin banyak menghasilkan elektron.

Elektron tersebut akan diserap oleh anoda dan disalurkan ke katoda. Proses dari anoda ke katoda itu yang kemudian menghasilkan sebuah aliran listrik.

"Berdasarkan penelitian, hasil optimal dengan penyiraman 500 mililiter air dan pupuk kompos 5 persen, diperoleh tegangan 331,6 mvolt dalam setiap menit. Itu sekala kecil untuk satu pot yang berisi 20 helai tanaman padi," katanya.

Agar bisa dimanfaatkan, lisrik tersebut disimpan terlebih dahulu di sebuah baterai. Setelah terkumpul, kemudian dapat digunakan untuk segala keperluan, di antaranya mengisi baterai HP dan laptop.

"Hitungan saya untuk 1 Ha tanaman padi di sawah bisa menghasilkan 21 giga joule per second. Jumlah tersebut bisa dimanfaatkan untuk penerangan di sawah dan kampung," kata Dheniz yang didampingi teman satu timnya, Lisa Normalasari, Yogan Surya Tirta, Tiara Wiranti dan Hamdan Mursyid. ***