JAKARTA - Setiap pernikahan tentunya pernah menghadapi masalah. Namun ada beberapa masalah yang sulit diselesaikan pasangan suami-istri, sehingga menyebabkan pernikahan berakhir.

Berikut ini tujuh masalah pernikahan yang sulit diperbaiki, menurut terapis pernikahan:

1. Rasa hina satu sama lain

Menurut Bonnie Ray Kennan, seorang psikoterapis dari Torrance, California, mengatakan bahwa jika tidak diawasi, saling menyalahkan, sarkasme dan rasa hina satu sama lain dapat merusak fondasi pernikahan Anda.

Bahkan, peneliti pernikahan John Gottman menyebut rasa hina sebagai penyebab utama perceraian.

2. Terlalu argumentatif

Opini Anda berbeda dari pasangan, tentu sering terjadi.  Namun, harus dimengerti bahwa hubungan bukanlah kompetisi di mana Anda bersaing untuk menang.

“Akan menjadi masalah bila salah satu dari pasangan menyebabkan argumen dan mencari-cari alasan untuk tidak memaafkan yang lainnya, apalagi bila diikuti dengan menolak diskusi lebih lanjut” kata penasihat pernikahan Lisa Schmidt.

3. Perselingkuhan kronis

Berada dalam hubungan dengan tukang selingkuh sangatlah sulit dan melelahkan.

Hubungan ini bisa diperbaiki, hanya jika pasangan yang selingkuh jujur dengan perbuatannya dan mau meninggalkan kebiasaan buruk ini.

Psikoterapis dan penulis Marriage Meetings for Lasting Love, Marcia Naomi Berger, mengatakan, “Banyak orang yang akhirnya menyerah untuk memperbaiki hubungan mereka. Mereka memutuskan bahwa terlalu banyak janji yang dilanggar.”

4. Dorongan seks yang tidak cocok

Bagi banyak orang, kepuasan seksual yang mutual sangatlah penting dalam hubungan yang awet. Itulah mengapa Anda harus mencocokan dorongan seks Anda sejak awal, jelas psikologis Susan Heitler.

“Jika pasangan Anda tidak memiliki keinginan untuk berbagi secara seksual meskipun Anda sangat menghargai seksualitas Anda, bisa jadi Anda merasa pasangan kurang menarik dan mulai berpikir bahwa pernikahan tanpa seks itu tidak dapat diterima,” imbuhnya.

5. Bersikap dingin

Setiap orang memiliki kasih sayang yang berbeda-beda dan hal ini dapat mempengaruhi hubungan.

“Jika Anda adalah tipe yang selalu ingin dekat dan intim, sedangkan pasangan adalah tipe yang menghindar dan kaku, sulit bagi Anda untuk menjembatani perbedaan ini,” kata terapis pasangan Marnie Feuerman.

“Itu mengurangi harga diri Anda ketika bersama seseorang yang tidak menunjukan kasih sayang atau pujian, melakukan seks yang seperti mesin dan tidak ingin dekat dengan Anda,” imbuhnya.

6. Narsisme

Jika pasangan Anda memiliki gangguan kepribadian narsisme, menjaga hubungan agar tetap berjalan sangatlah sulit, kata Carin Goldstein, seorang terapis pernikahan dan keluarga.

Goldstein menambahkan, “tidaklah jarang bagi pasangan yang narsis untuk memberi harapan bahwa mereka akan berubah. Sayangnya, itu palsu. Mereka akan tetap mengkritisi Anda karena menyulitkan hidupnya.

7. Tidak dapat terbuka

Anda harus nyaman dalam menceritakan masalah Anda dengan pasangan, ujar Marie Land, seorang psikologis dari Washington.

“Jika Anda tidak mau menunjukan perasaan Anda, Anda dapat merasa khawatir atau kecewa dengan hubungan Anda. Anda tidak ingin menjauhkan diri dari pasangan, menyerah lebih awal, atau bahkan merasa depresi mengenai hubungan. Namun, itulah yang akan Anda rasakan bila salah satu dari Anda dan pasangan tidak menunjukan perasaan kalian,” jelasnya lagi.***