JAKARTA - Indonesia merupakan negara dengan kualitas demokrasi terbaik di ASEAN, bahkan di tingkat duniapun diakui, ini menjadi pembeda utama Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hal itu disampaikan pengamat politik senior, Dr. Fachry Ali (62 th) dalam pertemuan nasional Relawan Komunitas Peduli ASEAN (KAPAS), di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri, Sabtu (30/04/16).

Menurut pria asal Aceh ini, demokrasi yang dirasakan masyarakat Indonesia tidak dirasakan masyarakat negara ASEAN lainnya. Oleh sebab itu pemerintah dan masyarakat Indonesia tidak terlalu kaget dengan perkembangan internet dan media sosial yang melahirkan otonomi individual. Fachry Ali juga mempertanyakan, sejauh mana pemerintah otoriter mampu bertahan di dalam lingkungan global, di mana arus informasi dan pengetahuan tak lagi bisa dibendung?

“Pertanyaan yang ingin saya kemukakan di sini bukanlah apakah MEA ini akan berhasil, melainkan apa kontribusi spesifik Indonesia di dalam masyarakat yang keberadaannya telah melampaui tapal-batas negara-bangsa?, disini saya melihat kita bisa menyumbangkan demokrasi dan nilai-nilai gotong royong Indonesia”, jelas Fachry Ali dihadapan 320 anak muda yang hadir di ruangan itu.

“Anak-anak muda harus paham, bahwa Indonesia sudah juara di ASEAN, yaitu dalam hal demokrasi, tidak ada masyarakat di negara ASEAN yang menikmati indahnya demokrasi sebagaimana dialami oleh masyarakat Indonesia. Masih banyak negara-negara ASEAN yang kurang demokratis, sementara di satu sisi perkembangan internet dan informasi semakin cepat, Indonesia adalah negara yang paling juara dalam hal ini,” tambah Fachry Ali.

Sementara itu, Hariqo Wibawa Satria, Koordinator Relawan KAPAS dan Komunikonten mengatakan perkembangan teknologi memudahkan setiap orang mempelajari isu-isu hubungan internasional, di era digital ini pada hakikatnya setiap orang adalah diplomat, saatnya ilmu bahasa asing dan diplomasi kita amalkan. “Sekarang diplomat bukan saja yang kuliah di Jurusan HI atau bekerja di KBRI, namun setiap kita adalah diplomat, olahragawan, seniman, dll juga adalah diplomat”, tegas Hariqo

Terkait tujuan pertemuan nasional ini, Hariqo Wibawa menjelaskan, kita berkumpul agar terjadi peningkatan gotong royong anak muda menjadikan Indonesia Juara di ASEAN dalam berbagai bidang. Melihat situasi hari ini, kita sangat optimis kolaborasi anak muda akan semakin meningkat, sekarang ini auranya optimis, spiritnya kolaborasi dan pengennya berbagi.

“Peningkatan gotong royong menjadikan Indonesia juara ASEAN, sebaliknya tanpa gotong royong kita akan selalu minta tolong negara lain, terima kasih kepada para relawan yang terus dengan sukarela mempromosikan Indonesia di darat dan udara, mari gunakan tagar #IndonesiaJuaraASEAN,” jelas Hariqo.

Kegiatan yang dibuka oleh AM Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri ini berlangsung meriah dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB, semua peserta aktif memposting dan melakukan tweet dengan tagar #IndonesiaJuaraASEAN di media sosial. Puncaknya dari pukul 11.30 – 16.15 tagar #IndonesiaJuaraASEAN jadi trending topic di twitter. “Baru setengah hari udah jadi trending topic!, awesome! #IndonesiaJuaraASEAN.”, ungkap Fety Octaviia Niza lewat akun twitter @viianiza.

“Akhirnya kami bisa melakukannya, mentwit hal-hal positif dengan tagar #IndonesiaJuaraASEAN menjadikannya kita bangga sebagai sebagai anak Indonesia,” ungkap Kevlin seorang Relawan dari Jakarta.

Hadir juga dalam kegiatan ini sebagai narasumber; J. S George Lantu, Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN, Kemlu RI, Siti Sofia Sudarma, Direktur Informasi dan Media, Arif Budimanta, Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Fachry Ali, Pendiri Lembaga Studi Dan Pengembangan Etika Usaha dan Nukman Lutfie, CEO Jualio.com. (rilis)