JAKARTA - Investor asal China menyatakan minat menanamkan modalnya di Indonesia. Minat investasi tersebut akan direalisasikan dalam bentuk merelokasi pabrik rotan mereka dari China ke Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan, investor tersebut ingin memindahkan pabrik mereka ke Indoensia karena biaya operasional di China terus meningkat, serta mereka kesulitan mendapatkan bahan baku rotan.

"Kurang lebih 200 pengusaha furniture dari kota Dongguan, Provinsi Guangdong akan menjadi salah satu target pemasaran investasi yang dilakukan," ujar Franky melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/3).

Upaya menarik investor padat karya dari China ini merupakan salah satu upaya BKPM untuk mencapai target komitmen investasi China yang mencapai USD 30 miliar (Rp 375 triliun).

"Ada perubahan struktur ekonomi di China ke arah konsumsi sehingga industri manufakturnya banyak yang relokasi ke luar. Wacana terkait biaya operasional pabrik furniture di Provinsi Guangdong serta ketersediaan bahan baku produk furniture menjadi faktor pendukung rencana relokasi tersebut. Kita bersaing dengan Vietnam, India dan Myanmar untuk menarik relokasi industri tersebut," kata dia.

Apabila terealisasi, kata Franky, industri furniture asal negeri tirai bambu ini berpotensi menyerap 100.000 tenaga kerja. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian agar bisa menarik investor tersebut.

"Bila mereka memang melakukan relokasi maka potensi penyerapan tenaga kerjanya akan besar. Asumsinya 200 perusahaan masing-masing perusahaan mempekerjakan 500 orang. Kita akan koordinasi secara intens," pungkasnya.***