PALEMBANG - Anjloknya banderol harga komoditas karet di pasar dalam negeri membuat para petani kelimpungan. Kementerian Pertanian (Kementan) dituding minim intervensi dalam menyelesaikan sengkarut harga karet yang tengah melorot.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyadari, komoditas karet memang tidak masuk dalam program upaya khusus (upsus). Asal tahu saja, upsus digagas dengan memerhatikan kebutuhan dan urgensi komoditas yang memang menjadi perhatian masyarakat.

Saat ini Kementan fokus terhadap upsus tujuh komoditas yang di antaranya, bawang, gula, jagung, kedelai, padi, cabai, dan daging. "Saya akui banyak yang bilang karet ini jadi anak tiri. Dan mereka masih bertahan, meski harganya parah," kata Amran di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan agar Kementan berperan aktif memperbaiki banderol harga karet di tingkat petani. Sampai saat ini harga karet di tingkat petani hanya Rp4.000 per kg. Harga itu dinilai terlalu rendah untuk para petani mengingat beban biaya produksi juga sudah cukup besar.

"Soal karet saya sudah dihubungi Presiden. Dan saya minta waktu saat itu ke Presiden turun tangan dan beri waktu dua minggu," tutur Amran.

Sekadar informasi dalam kunjungan kerja (kunker) Presiden ke Sumatra awal Maret lalu, Jokowi menerima banyak keluhan oleh para petani karet. Keluhan itu menyoal harga karet yang anjlok cukup signifikan sejak beberapa tahun terakhir.***