JAKARTA - Johan Budi sudah memutuskan mengakhiri masa tugasnya di KPK. Johan memilih untuk mengundurkan diri dan akan menapaki proses kehidupan selanjutnya di tempat lain.

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat bagi Johan mengabdi di KPK. Dia mulai bergabung semenjak KPK tidak dikenal orang, hingga akhirnya lembaga antikorupsi itu menjadi lembaga paling dipercaya dan dikenal orang saat ini.

Berbagai tugas berat harus dijalani. Ancaman, tekanan dan cacian menjadi makanan sehari-hari. Maklum saja, lama sebagai juru bicara, Johan ibarat bemper bagi KPK kala mendapatkan serangan dari berbagai pihak.

Seperti manusia pada umumnya, selama 10 tahun bertugas di KPK, Johan memiliki barang kesayangan yang dia bawa pulang saat memutuskan untuk meninggalkan KPK. Barang tersebut adalah cangkir kopi yang dibelikan sang ibu.

Johan Budi di KPK

Saat membereskan barang-barang di ruangannya, Johan berpesan kepada Dul, OB KPK agar memasukkan cangkir kesayangannya ke kardus. Dul saat itu heran dan bertanya-tanya, kenapa Johan mau membawa pulang cangkir yang berharga tidak lebih dari Rp20 ribu.

"Cangkir itu mungkin memang harganya tidak lebih dari Rp 20 ribu. Tapi itu adalah bentuk kasih sayang ibu saya, yang memperhatikan anaknya bahkan selama saya bekerja," kata Johan.

Johan memang tak bisa lepas dari kopi. Alasan itu pula yang membuat ibunda Johan membelikan cangkir untuk dipakai sang anak meminum kopi selama di kantor.

"Cangkir kopi itu adalah barang yang harus saya bawa pulang. Tidak boleh tertinggal," tutur Johan.

Peran Penting Ibu

Sambil duduk santai dan sesekali menyeruput kopi hitam, Johan lalu berkisah tentang peran ibu dalam perjalanan karirnya di KPK. Meski berada di Mojokerto, ibunda Johan selalu memperhatikan sang anak kala bekerja lewat berita di media maupun tayangan televisi.

Bahkan, sang ibu kerap mengumpulkan berita-berita koran yang memajang foto dan komentar-komentar Johan. Kumpulan berita itu lalu dijadikan kliping berbentuk buku.

"Buku yang berisi potongan koran itu selalu diletakkan di bawah bantal oleh ibu," kisah Johan menerawang.

Saat harus mengambil keputusan penting dalam hidupnya, Johan pasti meminta nasihat dan saran sang ibu. Dia pun selalu berpegang teguh pada pesan-pesan ibunya.

Johan Budi di KPK

Setelah tak lagi bertugas di KPK, Johan belum tahu akan melanjutkan karier di mana. Dia mengaku belum terpikir pekerjaan apa yang akan dijalani selanjutnya, meskipun berbagai tawaran datang.

"Yang penting saya pulang dulu, menemui ibu dan mau sungkem," ujar Johan dengan nada yang tegas.***