JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla terus berbicara keras soal Ketua DPR Setya Novanto yang diduga mencatut namanya dan Presiden Jokowi untuk meminta saham PT Freeport Indonesia. JK meminta Golkar tak membela Novanto. Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, kasus Novanto harus diselesaikan, tak boleh didiamkan. "Bisa terjadi kalau MKD bungkam. Orang bilang Golkar juga bisa. Saya jamin Golkar akan tetap mengatakan Suara Rakyat Suara Golkar. Jadi kalau Golkar menghentikan ini, berhenti pakai Suara Rakyat Suara Golkar," kata JK saat memberikan sambutan di Economic Outlook, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Benteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).

Seperti diketahui Golkar mengirim 3 orang baru ke MKD saat kasus Novanto diputuskan disidangkan. Mereka adalah Wakil Ketua Kahar Muzakir yang dikenal dekat dengan Novanto, dan dua anggota yakni Adies Kadir dan Ridwan Bae.

Baru hari pertama rapat pada Senin (30/11), ketiga orang tersebut sudah bermanuver sampai-sampai rapat pleno MKD yang membahas kelanjutan kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wapres oleh Setya Novanto ditunda hingga Selasa (1/12). Bahkan, MKD akhirnya melanjutkan kasus itu dengan cara voting. Dalam voting, suara ketiga kader beringin memilih paket pilihan agar kasus Vovanto ditutup.

Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR Bambang Soesatyo menyesalkan sikap anggotanya yang hendak menganulir keputusan MKD untuk membawa kasus Ketua DPR Setya Novanto ke persidangan.

Menurut Bambang, hal tersebut bertentangan dengan sikap Fraksi Golkar yang mendorong agar kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dibuka seterang-terangnya di persidangan.

"Pesan kami, jaga marwah Partai Golkar agar tidak ikut terseret jadi public enemy," kata Bambang.

Bambang beranggapan masalah kedudukan hukum atau legal standing Sudirman Said sebagai pelapor dalam kasus ini sudah selesai.

Ketua DPR Setya Novanto dalam berbagai kesempatan sudah membantah menggunakan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK untuk meminta jatah saham ke PT Freeport.

"Saya meyakini bahwa saya tidak pernah pakai nama Presiden karena saya berhubungan selama ini secara baik, sesuai tugas masing-masing dan selalu menjaga martabat kedua belah pihak," kata Novanto. ***