MEDAN – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah bekerja sama dengan fasilitas kesehatan untuk menyelenggarakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Program ini sendiri bertujuan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien bagi penderita penyakit kronis.

Kepala Puskesmas Teladan, dr Kus Puji Astuti menjelaskan, prolanis ini tak lain untuk mengelola dan mengendalikan penyakit kronis terutama diabetes miletus (DM), dan hipertensi. Kegiatannya meliputi senam yang dilaksanakan seminggu sekali, edukasi kepada penderita penyakit kronis dan pemeriksaan kesehatan.

“Di sini juga dilayani pemberian obat selama 1 bulan dalam program rujuk balik (PRB). Jadi peserta prolanis yang juga PRB bisa mengambil obat selama 1 bulan sekali sesuai dengan resep dokter spesialis sebelumnya,” ujar wanita yang akrab disapa dr Tuti ini, Jumat (28/6/2019).

Bukan hanya DM dan hipertensi saja yang dilayani dalam PRB itu. Program ini juga melayani pasien jantung, asma, epilepsi, dan gangguan jiwa.

“Penyakit-penyakit itu kalau sudah stabil, kan awalnya dari rumah sakit, setelah stabil dirujuk balik ke puskesmas. Makanya programnya Program Rujuk Balik (PRB). Dikembalikan ke puskesmas, sehingga yang mengontrolnya selanjutnya adalah puskesmas. Berdasarkan resep dokter rumah sakit, jadi puskesmas lah yang melanjutkan terapinya dan mengontrolnya per bulan. Jadi resep kami keluarkan, dan obatnya dikeluarkan oleh apotik (yang bekerjasama dengan) BPJS,” jelasnya.

Adapun tujuan akhir program prolanis ini, jelas Tuti, terkelolanya penyakit kronis dengan baik. Sehingga komplikasinya tidak berlanjut.

"Kalau tidak dikelola dengan baik, maka komplikasinya bisa kemana-mana. Jadi berat penyakitnya dan pembiayaannya juga menjadi berat," terangnya.

Maka dari itu, jika penyakit kronis ini sudah terkelola dengan baik, angka harapan hidup juga semakin besar.

"Artinya, orang yang sakit gula, sakit gulanya terkontrol, penyakit komplikasinya bisa dicegah. Sehingga usia harapan hidupnya menjadi meningkat," timpalnya.

Dia menjelaskan, program prolanis ini sudah ada sejak puskesmas bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan program ini menjadi penilaian prestasi bagi puskesmas.

Menurut dia, program prolanis ini sangat menolong sekali bagi penderita penyakit kronis. Artinya, penyakitnya terkontrol dengan baik. Apalagi dengan tambahan program PRB, mereka pun tidak perlu repot harus setiap bulan mengambil obat penyakit kronisnya ke rumah sakit, cukup mengontrolnya ke puskesmas.

Bagi puskesmas sendiri, imbuh Tuti, pihaknya sangat mendukung program Prolanis maupun PRB ini. Sebab, puskesmas turut terlibat aktif dalam pengendalian penyakit kronis pasien.

"Di puskesmas ada jadwal khususnya. Kalau kami di Puskesmas Teladan setiap kamisnya nampak itu rame-rame (peserta Klub Prolanis). Ada yang senam, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan. Tapi kalau PRB, mengambil obat sebulan, itu setiap hari ada layanannya," ujarnya.

Awal dilaunchingnya program prolanis ini, di Puskesmas Teladan setidaknya ada 30 peserta yang ikut dalam program ini. Malahan kini pesertanya semakin banyak.***

"Kalau yang aktif biasanya 50 pasien, yang rutin dia datang ya. Tapi kalau sekali datang, bisa hampir 100 orang. Jadi kalau ada yang tidak bisa datang, dia tetap kontrol penyakit kronisnya pas di hari pasien yang tidak sibuk," tutupnya.*