MEDAN - Agus Putra (39) begitu sumringah atas lahirnya putra pertama mereka bersama sang istri, Salmiwati (31) pada Selasa (30/5/2019) malam kemarin sekira pukul 20.29 di RS Madani, Medan.

Selain dilahirkan dengan kondisi sehat, warga Jalan Jermal 15 Keramat Kuda, Kelurahan Medan Denai, Kecamatan Medan Denai, ini tak lagi dipusingkan karena biaya perawatan dan operasi sesar sang istri, karena semuanya sudah ditanggung BPJS Kesehatan melalui program JKN KIS.

"Alhamdulillah sehat, Bang. Mamaknya juga," ungkap Agus membuka cerita.

Agus menceritakan, awal mulanya menjadi peserta JKN KIS berkat kengototan sang istri.

"Uruslah kita gak tahu kesehatan. Kita memang gak ada asuransi kesehatan, hanya ada asuransi kecelakaan," ungkap pria yang berprofesi sebagai ojek online itu.

Menjadi peserta BPJS Kesehatan, kata Agus, banyak manfaat yang diperoleh. Selain mudah menjadi kepesertaan, pelayanan yang diberikan juga tidak ada pembedaan.

"Dua kali istri saya USG, pemeriksaan. Di sini juga tidak ada pembedaan antara pasien umum dan BPJS. Semuanya sama," bebernya.

"Abang tengoklah. Rata-rata pasien BPJS di sini. Bagus kok. Konsumsi makanannya juga bagus. Gratis. Gak ada bayaran sama sekali," timpalnya.

Agus menerangkan, operasi sesar yang dialami istrinya terjadi karena memang ada riwayat sesar saat melahirkan anak pertama dengan mantan suaminya.

"Dia juga sudah pernah sesar waktu anak pertama. Kalau lahir normal, dokter takut kalau terjadi luka di dalam. Dia tidak jamin kalau lahir normal, hanya 80 persen. Yang 20 persen dia gak berani. Dia gak mau ngambil risiko," jelas Agus.

Selain itu, lanjut Agus, tulang panggul istrinya juga terbilang kecil. Walaupun bertubuh gemuk, tapi kalau tulang panggul kecil, sama saja tetap tak bisa untuk melahirkan normal.

Dia pun berjanji akan mengurus kartu JKN KIS untuk anaknya yang diberi nama Muhammad Subhan Sa'ban yang lahir dengan berat 3,4 kilogram dan panjang 50 sentimeter.

"Sepulang nanti akan diurus. Kalau dulu masih dalam kandungan sudah bisa didaftarkan. Tapi sekarang harus lahir dulu baru bisa didaftarkan," ujarnya.

Istrinya menjadi peserta JKN KIS sejak Maret lalu. Di mana ini persiapan mereka sebelum proses melahirkan, karena sang istri ada riwayat sesar sebelumnya.

"Kita orang menengah ke bawah. Ibaratnya kurang mampu. Kalau operasi seperti ini bisa 4 sampai 8 juta untuk sekali operasi. Dimulai USG, pemeriksaan sampai operasi. Belum lagi sewa kamar, berapa hari dirawat di sini. Satu malam saja entah berapa. Belum lagi susu bayi. Tapi kalau dengan JKN KIS, tertolong sekali," tandasnya.

"Inipun istri bersikeras menjadi peserta BPJS," terangnya.

Kalau tidak berkat bersikeras istrinya, mungkin saat ini Agus harus dipusingkan dengan berbagai persoalan. Belum lagi biaya operasi, susu, sewa rumah, hingga cicilan sepeda motor.

"Sekarang saja saya punya uang Rp2 juta. Kalau gak jadi peserta, dari mana uangnya," tutupnya.