RASULULLAH SAW melarang umatnya berdiri saat buang air kecil. Beliau menyuruh umat Islam duduk bila buang air kecil. ''Nabi shallallahualaihi wasallam pernah keluar bersama kami dan di tangannya terdapat sesuatu yang berbentuk perisai, lalu beliau meletakkannya kemudian beliau duduk lalu kencing menghadapnya.'' (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Bagaimana posisi duduk yang dimaksud?

Dikutip dari konsultasiislam.com, dalam kitab al Mausuah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah jilid 8 pada halaman 34 dijelaskan sebagai berikut: Para ulama menjelaskan, bahwa disukai ketika buang hajat dengan duduk berjongkok dengan membentangkan kaki, tubuh bertumpu pada kaki kiri sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat oleh Suraqah bin Malik, beliau berkata:

''Rasulullah shallallahualaihi wasallam telah mengajari kami, apabila salah seorang diantara kami akan masuk tempat buang hajat agar bertumpu pada kaki kiri dan menegakkan kaki kanan.''  

           Posisi jongkok seperti ini lebih memudahkan untuk keluarnya kotoran dan menuntaskannya.

Baik untuk Kesehatan Pria

Dikutip dari republika.co.id, ternyata duduk saat buang air kecil dapat membantu meringankan gejala-gejala prostat dan membuatnya lebih mudah untuk mengosongkan kandung kemih.

Seiring bertambahnya usia pria, risiko mengalami pembesaran prostat alias benign prostatic hyperplasia (BPH) yang meningkat secara signifikan. Gejala khas saluran kemih terkait dengan BPH termasuk frekuensi kemih, urgensi kemih, dan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. 

Berdasarkan penelitian dan ulasan beberapa analisis di Belanda perbedaan antara berdiri dan duduk saat buang air kecil di antara pria dan pria sehat dengan BPH dan pengaruhnya pada gejala saluran kemih bagian bawah (LUTS). ''Data ini diulas dari sebelas studi,'' sebut analisi tersebut dilansir dari Prostate.net.

Para pengulas menemukan bahwa di antara laki-laki dengan BPH dan LUTS yang duduk saat buang air kecil, ada volume residual pasca-kekosongan yang secara signifikan lebih rendah daripada di antara laki-laki yang berdiri. Artinya pria yang duduk saat buang air kecil menunjukkan peningkatan laju aliran urin secara maksimum dan waktu berkemih dibandingkan dengan pria yang pipis berdiri. 

Terlepas dari temuan ini, duduk saat buang air kecil dapat mengurangi kecenderungan untuk pengembangan kista dan komplikasi kesehatan lainnya yang terkait dengan masalah saluran kemih. Karena pembesaran prostat terutama merupakan masalah yang dialami oleh pria yang lebih tua, pria muda mungkin tidak merasakan pengaruh yang signifikan ketika pipis sambil duduk. Namun, setidaknya ada dua alasan lain mengapa semua pria harus mempertimbangkan duduk ketika kencing.

Pertama adalah soal kebersihan. Berdiri saat buang air kecil meningkatkan kecepatan aliran, yang juga meningkatkan risiko percikan urin ke toilet dan lantai, yang berkontribusi pada kamar mandi yang kurang higienis. Sedangkan yang kedua adalah mengenai etika dikamar mandi. Pipis duduk dinilai menambah nilai kesopanan.  ***