JAKARTA - Pertumbuhan anak yang tidak sempurna, bisa disebabkan kebiasaan ibunya saat hamil. Ibu yang mencegah kenaikan berat badan selama hamil berisiko melahirkan anak yang kerdil atau stunting. Dikutip dari liputan6.com, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ir Doddy Izwardy, mengatakan, seharusnya berat badan ibu hamil harus bertambah sebanyak 12 kilogram, tapi yang terjadi saat ini rata-rata hanya naik sebesar tujuh sampai delapan kilogram.

''Rendah banget,'' kata Doddy saat dihubungi Health Liputan6.com belum lama ini.

Saat ini, stunting tidak lagi identik dengan orang miskin. Sebab, seorang anak yang berasal dari keluarga berada pun bisa mengalami stunting.

''Antara miskin dan yang tidak miskin bedanya hanya 10 persen,'' ujar Doddy.

Penyebabnya tidak lain karena pola makan. Menurut Doddy, salah satu cara supaya si kecil tumbuh optimal, calon ibu pantang pilih-pilih makanan selama hamil. Upayakan berat badan bertambah 12 kilogram.

''Yang terjadi pada orang kaya, mereka takut sekali berat badan naik. Ketika naik banyak, malah merasa gendutan. Padahal memang harus segede itu,'' kata Doddy.

Alhasil, rata-rata ibu hamil di Indonesia berat badannya hanya naik tujuh sampai delapan kilogram.

''Saat hamil sudah seharusnya ibu makan makanan tinggi kalori dan protein,'' katanya.

Kebutuhan Kalori Selama Hamil

Orang dewasa normal saja butuh 2.100 kalori. Sedangkan ibu hamil harus lebih dari angka tersebut. Mudah untuk memenuhinya, asal berpatokan pada empat pilar; makanlah beraneka ragam menu di dalam satu piring, tidak boleh pilih makanan, buah dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral, jangan hilangkan karbohidrat dan perbanyak protein.

''Banyak orang karena menjaga berat badan, karbohidrat jadi dikurangi dan memperbanyak buah-buahan sampai 2 per 3 dari isi piring. Ini berbahaya untuk jangka panjang,'' kata Doddy.

''Ibu hamil harus pintar mengatur makan sehari-hari,'' ujarnya.***