CANTIK, muda, cerdas dan peduli. Itulah gambaran tentang Amalia Usmaianti, dokter yang rela mengabdi di pedalaman Papua.

Dikutip dari tribunnews.com, yang melansir kompas.com, kisah tentang dokter Amalia Usmaianti (28) menarik perhatian warganet belakangan ini. Dokter yang saat ini bertugas di pedalaman Boven Digoel, Papua tersebut membagikan kisahnya melalui akun Facebook pribadinya yang bernama Amalia Usmaianti.

Melalui Facebook, Amalia menceritakan jarak belasan kilometer yang harus ditempuhnya saat menangani warga yang membutuhkan pertolongan.

Lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu tengah mengikuti program Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan dan ditugaskan selama 2 tahun di Puskesmas Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Tak sendirian, ia hadir di sana bersama 6 orang lainnya dalam sebuah tim. Tim itu terdiri dari dirinya sebagai dokter umum, dan 6 rekannya yang merupakan perawat, bidan, ahli kesehatan lingkungan, ahli gizi, analis kesehatan dan apoteker.

Amalia membagikan foto dirinya dan beberapa rekannya tengah menyusuri jalananan berlumpur di Ninati dengan berjalan kaki.

Terlihat pula air menggenang di beberapa bagian jalan yang dilintasinya.

Dalam unggahannya ia menulis: ''Perjalanan dari Puskesmas Ninati menuju Desa Tembutka berjarak 16 km.''

''Tujuan Pusling keesokan hari, awal perjalanan tidak ada keluhan, setelah jalan 7km, pasien pusing, berputar, riw fertigo +. Saya beri terapi di tengah jalan, pasien masih dibopong berjalan, 400 meteran jalan, pingsan, kami membuat tandu untuk mengangkat pasien, mau kembali ke puskesmas, jarak lebih jauh, dan hari mulai gelap, takut kemalaman dan banyak ular, jadi kami lanjut ke Desa Tembutka.''

''Pasien tersebut adalah bidan tim kami, yang saya rasa saya akan sebut pasien mengingat ia adalah orang sakit, saya rasa kami hanyalah perantara, agar desa tersebut dapat dilihat oleh dunia luar, bahwa masih ada tempat yang ditinggali masyarakat Indonesia yang jauh dari kita, jauh dari alat komunikasi, yang belum ada listrik, sinyal radio dan sebagainya.''

''Banyak masyarakat sakit yang dibopong keluarganya sendiri, namun mereka tidak punya alat untuk merekam kepedihan yang mereka rasakan selama puluhan tahun, sebelum ada tim Nusantara Sehat @nusantarasehat, yang menetap di desa tersebut, mereka memilih berobat ke Papua Nugini, dengan jalan kaki.''

''Akses jalan tidak pernah ada kejelasan, masyarakat jalan berhari-hari mengantar anak sekolah, masyarakat menggendong anaknya usia 17an tahun, kakek, dan lain-lain dibawa berobat, tidak ada yang tahu, kami hanya perantara, tdak ingin dipuji dan sebagainya, cuma ingin negara tahu, di sana banyak masyarakat yang perlu diperhatikan kehidupannya.''

Unggahannya itu viral dan banyak mencuri perhatian warganet setelah mendapat 783 likes dan 160 komentar, sampai tulisan ini dibuat.***