JAKARTA - Kebanyakan perempuan terserang kanker ovarium pada usia di atas 60 tahun. Sungguhpun demikian, wanita muda tetap harus waspada, sebab tetap ada kemungkinan penyakit berbahaya ini menyerang mereka yang berusia di bawah 50 tahun.

Dikutip dari okezone.com, hingga kini belum ada cara pasti untuk skrining penyakit tersebut. Selain itu, ciri-ciri kanker ovarium juga masih terlalu umum. Beruntung ada beberapa cara yang bisa menurunkan risiko terkena penyakit tersebut.

Melansir Health, Senin (14/5/2018), inilah cara-cara yang bisa dilakukan:

1. Menggunakan alat kontrasepsi oral

Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang meminum pil KB memiliki peluang lebih rendah untuk terkena kanker ovarium. Pil KB bisa memberikan perlindungan hingga 35 tahun dan risiko mulai berkurang setelah pil dimunum selama 3-6 bulan.

Ada sebuah hipotesis yang mengatakan semakin banyak perempuan berovulasi maka semakin tinggi risikonya terkena kanker ovarium. Risiko itu bisa diturunkan dengan menggunakan alat kontrasepsi oral karena mencegah ovulasi.

2. Mengendalikan berat badan

Obesitas merupakan faktor risiko untuk sejumlah penyakit termasuk kanker ovarium. Risiko akan lebih besar bila obesitas terjadi di awal usia dewasa awal. Maka dari itu, usahakan untuk selalu mengendalikan berat badan dan mempertahankannya tetap ideal.

3. Mengonsumsi makanan rendah lemak

Penelitian menunjukkan diet rendah lemak dapat menurunkan risiko kanker ovarium. Lemak hewani diyakini sebagai penyebab utama kanker tersebut.

Untuk itu, perbanyaklah konsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan nabati lainnya. Sebaliknya, kurangi konsumsi daging merah.

4. Kehamilan dan menyusui

Proses ovulasi biasanya terhenti saat perempuan hamil dan menyusui. Hal ini secara otomatis menurunkan risiko kanker ovarium.

Bahkan perempuan yang melahirkan bayi sebelum usia 26 tahun memiliki risiko yang lebih rendah, begitu juga dengan mereka yang memiliki banyak kehamilan.

5. Membatasi pengobatan kesuburan

Beberapa bukti menunjukkan bila obat kesuburan memiliki risiko untuk kanker ovarium. Biarpun terkadang dokter menggunakannya untuk membantu pasangan yang ingin memiliki anak, tetapi obat biasanya sudah dimodifikasi untuk meminimalkan risiko.

Maka dari itu, ada baiknya penggunaan obat kesuburan harus dengan resep dokter.

6. Menghindari terapi hormon

Biarpun belum terbukti secara pasti, mencoba terapi hormon setelah menopause diyakini dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.

Terapi ini biasanya digunakan untuk mengurangi hot flash dan gejala lain. Beberapa ahli mengatakan terapi hormon dalam bentuk estrogen dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.***