JAKARTA -Sebagian orang punya kebiasaan menyantap mi instan dicampur nasi. Ternyata, kebiasaan itu membahayakan bagi kesehatan. Dikutip dari merdeka.com, beberapa studi menyebutkan bahwa dalam satu porsi mi instan mengandung sedikitnya 400 kalori. Jumlah ini sama dengan jumlah kalori yang terkandung di dalam satu porsi nasi beserta lauknya.

Jika Anda makan nasi dan mi instan secara bersamaan, kalori yang masuk ke tubuh diperkirakan bisa mencapai 600 sampai 700 kalori. Padahal, rata-rata kalori yang dibutuhkan wanita dewasa hanya sekitar 1.200 sampai 1.500 kalori.

Obesitas dan Diabetes

Ketika tubuh mengalami kelebihan kalori, ini bisa meningkatkan risiko obesitas hingga diabetes. Perpaduan mi instan dan nasi bisa meningkatkan kalori dalam tubuh, menaikkan indeks glikemik, dan beberapa hal lain yang menyebabkan meningkatnya gula darah dalam tubuh. Ini juga akan meningkatkan timbunan lemak dalam tubuh.

Walau kaya akan karbohidrat dan kalori, nasi serta mi instan dipercaya tidak akan memenuhi kebutuhan nutrisi lain di tubuh seperti vitamin, protein, zat besi, serat dan sebagainya. Para ahli menyarankan agar kita membatasi mi instan.

Anda tetap kok masih bisa menikmati semangkuk mi instan, tapi usahakan maksimal hanya satu kali dalam seminggu.

Daripada mengonsumsinya bersama nasi dan menimbulkan berbagai bahaya, konsumsilah mi instan bersama sumber nutrisi lain. Misalnya, sayur, daging, telur, ikan atau sejenisnya.

Tak Baik bagi Tubuh

Ada beberapa alasan mengapa mi instan tidak baik bagi tubuh. salah satunya adalah tinggi garam. Terlalu banyak konsumsi garam memiliki efek negatif untuk kesehatan tubuh seperti menyebabkan peningkatan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular.

Kedua, mengandung lemak jenuh. Makanan olahan seperti yang Anda tahu mengandung lemak jenuh. Makanan ini juga kaya akan zat artifisial dan minyak yang tidak baik untuk kesehatan tubuhmu

Penyebab utama ketiga adalah mi instan mengandung propylene glycol. Zat ini memiliki fungsi agar membuat mie tetap awet dan kering sehingga tidak mudah rusak. Terlalu banyak zat ini dalam tubuh dan menumpuk di ginjal, jantung, atau lever tentu saja akan membahayakan kesehatan tubuhmu.***