NINEVEH - Para arkeolog menemukan sejumlah prasasti kuno berusia 2.700 tahun, di bawah makam Nabi Yunus, di kota kuno Nineveh, Irak. Dikutip dari liputan6.com, batu bertulis itu mengisahkan kekuasaan seorang raja Asyria bernama Esarhaddon. Dilansir dari situs sains LiveScience pada Selasa (20/2/2018), tujuh buah prasasti ditemukan di dalam empat buah terowongan berbeda.

Keempat terowongan tersebut berada di bawah bekas pusara Nabi Yunus yang menjadi situs suci bagi umat Islam dan Kristiani.

Namun naas, pusara tersebut telah dihancurkan oleh kelompok ISIS pada masa pendudukan, yang berlangsung dari Juni 2014 hingga Januari 2017 lalu.

''ISIS sempat mencoba menggali terowongan lain untuk mencari kemungkinan harta karun lainnya dari masa kekuasaan Kerajaan Asyiria, tapi gagal karena serangan pasukan koalisi pimpinan AS,'' jelas Ali Y Al-Jubhori, direktur Pusat Studi Asyiria pada Universitas Mosul, Irak.

Salah satu prasasti, setelah diterjemahkan, berisi tulisan sebagai berikut: ''Istana Esarhaddon, raja yang kuat, penguasa dunia, Raja Asyiria, gubernur Babilonia, raja Sumeria dan Akkad, raja-raja kecil di muara Mesir, hulu Mesir, dan Kush (sebuah kerajaan kuno yang berlokasi di Kota Nubia di selatan Mesir)''.

Prasasti lain mengatakan bahwa para pemimpin Kush pernah beberapa kali menguasai Mesir. Disebutkan pula bahwa Esarhaddon berhasil mengalahkan penguasa Kush, dan kemudian memilih pemimpin baru untuk mengatur wilayah Mesir.

Menariknya, ada satu prasasti yang menceritakan bagaimana Esarhaddon bertanggung jawab merekonstruksi ulang kuil Dewa Assura (kepada dewa bagi bangsa Asyiria), membangun kembali Kota Babilonia dan Esagil, serta meremajakan patung-patung dewa.

Tidak lupa diceritakan tentang silsilah keluarga besar Esarhaddon, di mana ia disebut sebagai putra dari Sennacherib yang hidup pada tahun 704 hingga 681 Sebelum Masehi. Esarhaddon juga diketahui merupakan keturunan dari Sargon II, hidup pada 721-705 Sebelum Masehi, yang juga mengklaim sebagai penguasa dunia. ***