Seberapa sering kita menggunakan kata malas untuk menggambarkan diri sendiri? Kita kerap melabeli diri sebagai pemalas karena orang tua pernah memanggil kita dengan sebutan itu saat tidak membantunya mencuci piring.

Sebutan itu tak sadar pernah diucapkan saat anak menunda menyelesaikan PR dan baru merampungkannya di sekolah keesokan paginya.

Ya, malas ini identik dengan kurangnya motivasi. Ini sama saja dengan kegagalan untuk mengetahui bahwa kamupunya kemampuan untuk melakukan sesuatu.

Tapi, apakah malas bisa menjadi sesuatu yang positif? Tenyata jawabannya Bisa.

Ada empat cara malas bisa memberikan dampak positif bagi kita di dunia karier.

Pertama, bisa meningkatkan fokus

Pernah dengar istilah “ sistem kebut semalam (SKS)”? Ya, cara kerja ini memang sering diterapkan oleh pemalas. SKS bisa meningkatkan ketajaman fokus untuk mengerjakan suatu tugas. Meskipun begitu, sistem kerja last minute memberikan sedikit waktu untuk mengerjakan tugas. Jadi, risiko kesalahan pada tugas, bisa semakin besar.

Kedua, membuat Anda lebih efisien

Punya sikap malas ini, pada dasarnya, berarti ingin melakukan hal yang lebih sedikit. Sikap ini mendorong seseorang untuk menemukan cara yang lebih efisien untuk menyelesaikan tugas itu.

Ketiga, mendorong kreativitas

Dosen psikologi senior di University of Central Lancashire, Sandi Mann, mengatakan malas bisa membuka gagasan kreatif. “ Ketika bosan, kita mencari stimulasi saraf. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah masuk ke dalam dan membiarkan pikiran kita mengembara. Ketika tersadar, kita bisa melihat berbagai hal secara berbeda dan melihat cara baru dalam melakukan sesuatu,” kata Mann.

Keempat, bisa membereskan tugas-tugas yang kecil

Biasanya orang lebih terbiasa mengerjakan tugas-tugas yang besar. Tugas yang kecil acapkali terabaikan atau tak terlihat sama sekali. Orang yang malas biasanya menyelesaikan tugas-tugas yang kecil sebelum fokus kepada tugas yang besar.