BRISBANE - Chrissie Junge, seorang gadis di Brisbane, Australia, menjalani kehidupan aneh menurut pandangan banyak orang. Gadis berparas cantik ini memilih tinggal berpindah-pindah di kota Brisbane, Queensland, dalam bak belakang truk Mazda T600 tahun 2000 miliknya.

Dikutip dari republika.co.id, truk yang dijuluki Harry, mengikuti nama pria darimana dia membeli truk tersebut, menjadi pilihan Chrissie Junge sambil dia mempertahankan pekerjaannya sebagai manajer ritel dengan mengubah kendaraan seharga 13 ribu dolar AS (sekitar Rp139 juta) menjadi rumah mobil yang berfungsi penuh, dan lengkap dengan toilet, pancuran, serta dapur kecil.

''Kemudian saya akan berhenti dari pekerjaan saya dan pergi berkeliling Australia. Saya akan mengambil waktu sebanyak yang saya mau. Saya akan menemukan pekerjaan sebagai bartender dan pemetik buah di mana saja, bertemu dengan banyak orang, melihat banyak hal, dan bersenang-senang,'' kata Chrissie Junge.

Dia telah mendokumentasikan perjalanannya sejauh ini di Instagram dan dengan sebuah blog. ''Orang-orang terus berpikir saya melakukannya demi uang sewa murah dan barang murah, tapi saya hanya ingin bisa pergi kemana pun, kapan pun, dan bangun di tempat yang indah dan berbeda setiap hari,'' kata Chrissie Junge.

Pada saat ini tidak terlalu banyak yang ada di dalam truk itu. Hanya ada tempat tidur ganda, beberapa jendela, dan kulkas kecil yang didukung oleh baterai yang kadang tidak dapat diandalkan. Sampai dia memiliki toilet dan pancuran yang terpasang, Junge menggunakan keanggotaannya di sebuah gym besar untuk menggunakan fasilitas kamar mandi mereka dimana pun dia berada.

Akan menghemat banyak uang

Setelah bekerja setiap hari, Chrissie Junge akan memarkir truknya di salah satu dari sedikit lokasi parkir di sekitar Brisbane. "Saya biasanya tinggal di semua sudut Brisbane yang berbeda, saya akan parkir di mana ada air dan ada pepohonan," katanya.

''Saya mungkin memiliki sekitar empat tempat parkir favorit dan kemudian banyak tempat lain yang akan saya jalani secara acak. Saya akan tinggal di tempat yang dekat dengan pekerjaan saya, jika saya harus memulai bekerja  lebih awal keesokan harinya. Saya hanya menyesuaikannya sesuai dengan tujuan saya,'' katanya.

Dia mewaspadai peraturan seputar parkir, dan telah membayar uang parkir di tempat itu sebelumnya. ''Terkadang saya akan parkir di tempat truk-truk besar bisa parkir atau ada cukup banyak tempat berkemah di sekitar tempat Anda bisa menginap,'' katanya.

Chrissie Junge mengatakan truk tersebut akan menjadi mesin penghemat uang begitu telah dapat beroperasi sepenuhnya. ''Saya mendapat pinjaman besar untuk mendapatkan sebuah truk baru. Begitu saya selesai melunasi pinjamannya dan begitu saya selesai membangunnya, saya akan menghemat banyak uang,'' katanya.

Dia yang pertama mengakui gaya hidup ini tidak cocok untuk semua orang. ''Anda harus memiliki sikap tertentu pastinya,'' katanya.

Chrissy Junge telah tinggal di truk sejak membelinya pada Mei 2017.

''Beberapa orang suka memiliki banyak ruang, saya mendapati jika saya memiliki ruang yang lebih kecil, itu akan membuat saya tertarik dengan dunia luar, Jika tidak, Anda mungkin hanya akan duduk di ruang tamu dan menonton TV sepanjang hari.''

''Anda juga butuh sedikit keberanian, Anda akan memarkir rumah mobil anda di suatu tempat dan orang bisa lewat di malam hari. Ini sedikit menakutkan tapi sangat berharga,'' ujarnya.

Terkadang merasa sedikit tersesat

Tinggal di belakang truk membuat banyak orang mengernyitkan alis.

''Saya mendapat reaksi beragam dari orang-orang,'' kata Chrisse Junge.

''Beberapa orang berpikir itu keren, dan sebagian berharap mereka juga bisa melakukannya, atau ada juga yang mengatakan bagaimana mereka bisa melakukannya saat mereka masih muda atau ingin melakukannya saat mereka pensiun.''

''Yang lain bertanya apakah sulit, di mana saya mandi, atau apakah saya bisa membeli rumah?''

Ada beberapa hal yang dia rindukan tentang rumah dari batu bata dan semen yang khas. ''Saya sudah mengalami sejumlah malam malam dimana setelah saya selesai bekerja dan saya benar-benar lelah dan otak saya sudah penat, saya akan mengendarai mobil saya untuk pulang ke rumah dan tiba-tiba menyadari saya tidak punya tempat untuk dituju oleh kendaraan saya,'' katanya.

''Pada malam-malam seperti itu saya memiliki tempat yang dekat dengan tempat kerja. Terkadang saya merasa sedikit tersesat karena saya belum merencanakan kemana saya akan pergi malam itu.''

Dia memiliki teman baik yang bisa dia andalkan yang membantunya dalam beberapa cara. ''Mereka bilang saya bisa tinggal dengan mereka kapan pun, atau jika saya perlu mencuci saya bisa datang lagi.''

Chrissie Junge memiliki sejumlah tempat favorit untuk memarkir truknya untuk bermalam.***