JAKARTA - Pasti banyak yang heran mendengar ada burung berusia 67 tahun. Lebih heran lagi setelah mengetahui bahwa burung 'lansia' itu masih bisa bertelur. Burung 'ajaib' itu adalah albatros liar di Amerika Serikat. Dikutip dari kompas.com, Wisdom, nama burung albatros tersebut, dan pasangannya yang bernama Akeakamai kembali ke Monumen Laut Nasional Papahenaumokuakea, Midway Atoll untuk bersarang dan membesarkan anaknya.

Pada 13 Desember 2017 lalu, U.S. Fish and Wildlife Service (USFWS) mengkonfirmasi bahwa pasangan tersebut kembali untuk mengerami telur baru.

Wisdom merupakan burung tertua di dunia yang masih bertelur. Padahal, biasanya, umur burung albatros hanya mencapai 50 tahun saja.

''Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa kita memiliki seekor burung yang diketahui berusia 67 tahun dan masih bereproduksi,'' ungkap Kate Toniolo, wakil pengawas monumen laut nasional tersebut dikutip dari National Geographic, Rabu (03/01/2018).

''Ini membuat penasaran, mungkinkah ada burung yang lebih tua dari Wisdom?'' sambungnya.

Wisdom sendiri pertama kali diberi label identifikasi pada 1956 oleh ahli burung bernama Chandler Robbins, yang memperkirakan usia burung tersebut 6 tahun saat itu. Tapi usia burung jenis ini sulit diperkirakan kecuali mereka masih sangat muda dan bulunya belum berubah menjadi abu-abu.

Berdasarkan bulunya saat itu, setidaknya Wisdom telah berusia 5 tahun. Tapi bisa jadi, ia lebih tua dari itu.

Sejak saat penemuannya yang pertama, Wisdom tidak terlihat lagi hingga tahun 2002. Saat Robbins menemukannya lagi, ia kembali dibeli label indentifikasi.

Setelah itu, burung tua ini secara reguler kembali ke Widway Atoll, habitatnya, setiap tahun. Ia mudah dikenali karena selalu kembali pada sarang yang sama.

Ia juga berhasil menetaskan anaknya sejak tahun 2006 hingga kini. Burung albatros biasanya mengerami telur selama 60-64 hari untuk menetaskannya.

Albatros merupakan burung yang tidak mengalami menopause, jadi bisa dibilang sangat normal jika Wisdom terus menghasilkan keturunan meski sudah sangat tua.

Selain itu, jenis burung ini membentuk ikatan monogami (dengan satu pasangan saja) seumur hidup. Mereka juga biasanya akan mengalami masa berkabung selama 1 sampai 2 tahun jika pasangannya mati.

Jumlah burung albatros pernah menurun pada tahun 1990 hingga awal 2000. Tapi sejak saat itu, jumlahnya mulai pulih.

Meski begitu, burung ini masih berada dalam daftar merah terancam punah milik International Union for Conservation of Nature (IUCN). Karenanya, setiap telur albatros sangat penting.

''Telur albatros penting bagi populasi albatros secara keseluruhan,'' ujar Bob Peyton, pemimpin proyek USFWS di Midway Atoll dikutip dari Science Alert, Senin (08/01/2018).

''Jika Anda menganggap albatros tidak selalu meletakkan telurnya setiap tahun dan ketikan mereka melakukannya hanya satu anak yang menetas, maka setiap telur sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup koloni,'' sambungnya. ***