JAKARTA - Sentimen positif kenaikan predikat investment grade di pasar modal dari S&P berangsur-angsur mereda. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertingginya pada Jumat di level 5.820, bertepatan dengan kenaikan peringkat dari S&P.

Sayangnya, sudah beberapa hari terakhir IHSG mengalami koreksi. Pada 22 Mei 2017, IHSG ditutup turun ke 5.749,445. IHSG kemudian melanjutkan penurunan pada 23 Mei sebesar 0,33%. Lantas pada 24 Mei, IHSG ditutup turun ke 5.703.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama menilai, dalam kondisi ini investor harus berhati-hati dalam membeli saham. Karenanya, saham-saham second liner bisa menjadi alternatif yang cukup aman untuk bertransaksi.

"Yang penting investor harus mencermati saham-saham second liner," kata dia.

Dia melanjutkan, saat ini masih ada saham-saham lapis dua yang murah, namun kinerja cukup mengesankan. "Ada yang memiliki valuasi yang murah dan memiliki kinerja perusahaan yang bagus,"  jelas dia.

Sekadar informasi, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun 27 poin atau 0,47% ke 5.703. Indeks LQ45 turun 5,9 poin atau 0,05% ke 953, Jakarta Islamic Index (JII) turun 5,1 poin atau 0,69% ke 733, indeks IDX30 melemah 5,5 poin atau 1,07% menjadi 518, dan indeks MNC36 turun 2,9 poin atau 0,9% ke 327.

Mayoritas sektor-sektor penggerak IHSG melemah, dengan sektor perdagangan turun hampir 0,9%. Sementara sektor perkebunan dan aneka industri tercatat masih bergerak di zona hijau.