JAKARTA – Media sosial (medsos) hingga kejahatan siber dinilai memiliki andil penting dalam memengaruhi iklim investasi menjadi tak kondusif. Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki perhatian lebih terhadap hal tersebut. Apalagi Indonesia saat ini memperoleh status investment grade dari S&P.
Guna menjaga rating investasi yang terbilang memuaskan ini, kedua hal di atas perlu dijaga. Pemerintah dan masyarakat, menurut Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya, memiliki peran penting di dalamnya.

"Peran masyarakat, kalau kita bicara contohnya, misalkan kita bicara tentang adanya suatu kondisi yang tidak begitu bagus di negara, katakanlah yang berkaitan dengan perkonomian maupun politik. Sedikit-sedikit masyarakat posting ke social media," katanya.

Jika masyarakat membuat kegaduhan di media sosial, dia menilai, hal itu dapat menimbulkan kecemasan tak hanya di Indonesia, tapi juga berpengaruh terhadap global. "Dan itu akan menyebabkan kekhawatiran dunia. Kita tak bicara Indonesia," lanjutnya.

"Kalau mereka jauh lebih smart, hal-hal kecil tidak mereka kobar-kobarkan tentunya investor negara lain akan jauh lebih nyaman untuk masuk. Jadi itu peran masyarakat," tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk terus memerhatikan regulasi terkait kemudahan investasi dan juga perlindungan investor. "Untuk memudahkan investor (regulasi) itu tetap perlu, namun yang lebih perlu untuk melindungi investor juga, dalam hal ini investor kenyamanannya juga perlu dijaga," terangnya.

"Seperti katakanlah kita untuk mencegah dari kejahatan-kejahatan siber dan juga regulasi juga jelas, perusahaan yang listing juga jauh lebih terfilter. Jadi tata kelola juga harus lebih bagus," tambahnya.