JAKARTA - Indonesia mendapatkan peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P). Karenanya, Indonesia kini menjadi incaran asing untuk mengalihkan dananya. Untuk langkah awal, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, dana asing yang masuk ke Indonesia akan lebih banyak masuk ke instrumen surat berharga negara yang dapat diperdagangkan.

Tren masuknya aliran dana asing ke surat berharga negara, menurutnya didasari oleh pengaruh status Indonesia yang layak investasi mendorong naiknya bunga surat berharga negara. Sementara bunga di negara lain cenderung lebih rendah. Karenanya, Indonesia menjadi pilihan yang terbilang menguntungkan.

"Kalau saya sendiri melihat memang pertama mereka mengalihkan dananya pasti masuknya ke emerging market, terutama yang investment grade ya. Karena kalau kita tahu bunga di luar negeri kan rendah."

Sebelum peringkat investment grade yang disandang Indonesia, dia menyebut dana asing yang masuk ke Indonesia memang sudah cenderung lebih banyak ke instrumen surat berharga negara. "Dana asing yang masuk ke sana kan ada sekira Rp71 triliun. Di pasar saham dana asing masuk sekira Rp28 triliun," lanjutnya.

Dia melanjutkan, bunga surat berharga negara yang dapat diperdagangkan di beberapa negara semisal Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara di Eropa saat ini masih terbilang rendah.

"Cuma Indonesia yang bunganya masih cukup tinggi ya. Jadi dengan layak investasi kita, bunga kita masih tinggi. Jadi tentu premi risiko mereka turun sehingga investasi di Indonesia menarik dan biasanya pada periode ke depan tren bunga kita akan turun terus," lanjutnya.

Dengan tren bunga surat berharga negara yang ke depan akan berangsur menurun, maka aliran dana asing secara perlahan akan mulai dikonversikan ke saham.

"Nah, tren bunga yang turun terus itu akan menyebabkan yield kita akan bergerak turun. Yield yang bergerak turun itu artinya harga surat berharganya naik. Jadi tentu pada langkah awal mereka akumulasi surat berharga bond dulu. Nanti ke depan mereka akan konversi ke saham," tambahnya.