MOSKOW - Rusia mungkin akan membalas aksi Amerika Serikat (AS) karena pengusiran Obama terhadap 35 diplomat Rusia yang dikatakan sebagai mata-mata. Hal itu diungkapkan pembantu kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov.

Ushakov juga mengatakan bahwa Moskow juga menunggu kembalinya dua properti diplomatik yang disita oleh AS selama skandal spionase yang sama.

"Kami menunggu kembalinya properti diplomatik Rusia yang secara ilegal disita sebelum Tahun Baru lalu oleh otoritas AS sebelumnya," kata Ushakov dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/5/2017).

"Kami memutuskan untuk tidak segera menanggapi pengusiran ini, namun belum ada yang menghapus prinsip timbal balik dalam diplomasi. Kesabaran kami bukan tanpa batas," katanya, dengan mengatakan bahwa pembalasan Rusia tidak dapat dikesampingkan.

Ushakov juga mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, telah mengangkat isu properti tersebut selama kunjungan ke Washington minggu ini.

Sebelumnya, mantan presiden AS Barack Obama memerintahkan pengusiran 35 orang Rusia pada akhir Desember lalu. Ia juga menjatuhkan sanksi pada dua badan intelijen Rusia atas apa yang dia katakan sebagai keterlibatan mereka dalam meretas email kelompok politik dalam pemilihan presiden AS pada 8 November lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada saat itu mengatakan dia tidak akan membalas dengan segera. Putin memilih untuk menunggu sampai setidaknya Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat pada 20 Januari sebelum memutuskan tindakan apa yang akan diambil.

Ushakov mengatakan bahwa sebuah pertemuan antara Putin dan Trump kemungkinan akan terjadi di bawah naungan KTT G20 di Hamburg di Jerman pada bulan Juli. Pertemuan ini sangat penting dan diharapkan membawa hasil yang nyata.