Bentuk mainan itu sederhana, menyerupai baling-baling kapal. Cara memainkannya sangat sederhana. Cukup menjepit bagian tengah dengan jari telunjuk dan ibu jari, serta memutarnya. Nama mainan itu ialah Fidget Spinners. Permainan ini sedang digandrungi banyak anak di dunia. Sebab Fidget Spinner tak sekadar mainan, namun juga dipercaya mampu meningkatkan fokus seseorang.

Menurut pengelola Toys R Us, Justine Pryce, mainan Fidget Spinners telah menjadi kegemaran anak-anak di Inggris. Saking larisnya, beberapa toko waralaba mainan bahkan harus menyetok ulang mainan itu.

" Toko telah melaporkan penjualan dan kami terus berusaha menyetok ulang," kata Justine.

Dilansir dari Mirror, di Middlesbrough, Shanny Khan, menjadi orang pertama yang menjual mainan tersebut. Menurut Shanny, seorang pembeli rela menempuh perjalanan 63 kilometer dan merogoh kocek Rp1,7 juta.

" Saya memasang iklan di halaman Facebook. Saya kaget, jumlah pelanggan begitu membludak . Saya tidak dapat mengikuti pesanannya," ucap Shanny.

Fidgets sangat populer dan berhasil menjadi pemintal uang yang sangat besar bagi produsennya.

Tetapi, kesuksesan Fidget Spinners tidak membuat penemunya, kaya. Siapakah dia?

Inilah Penemunya

Dialah Catherine Hettinger. Wanita 62 tahun yang pernah menjadi orang kaya. Namun roda kehidupan berputar.

Perempuan asal California, Amerika Serikat itu kini justru mengalami kesulitan finansial.

Hak paten Chaterine pada mainan yang diciptakannya berakhir sejak 2005. Sebab, Chaterine tak mampu membayar perpanjangan hak paten senilai 310 poundsterling, atau setara Rp5,3 juta.

Dengan berakhirnya masa hak paten itu, perusahaan lain kemudian diizinkan untuk menyalin penemuannya.

Chaterine sebetulnya pernah didekati perusahaan mainan Hasbro untuk menjual hak patennya. Tetapi, dia menolak tawaran itu.

Bisa Bantu Anak Pengidap ADHD?

Chaterine menciptakan Fidget Spinners untuk membantu anak-anak yang memiliki kekurangan dalam memfokuskan sesuatu.

" Itu sangat menenangkan," katanya.

Menurut Chaterine, ide awal Fidget Spinner karena kegelisahannya setelah melihat anak-anak penderita Attention-deficit/hyperactivity disorder atau ADHD. Di 1980-an dia melihat anak-anak ADHD yang menggunakan batu lunak untuk meningkatkan konsentrasi justru digunakan untuk melempar batu seorang perwira polisi.

" Ini dimulai sebagai cara untuk mempromosikan perdamaian," kata dia.

Meski dipercaya dapat meningkatkan fokus pada penderita ADHD, namun sebagian psikolog tidak begitu meyakini keunggulan Fidget Spinner. Kegunaan alat ini pun masih terus diteliti.