Serena Williams mengumumkan kehamilannya setelah memenangkan pertandingan Australia Terbuka pada akhir Januari 2017. Saat mencatat prestasi itu, Serena Williams sedang hamil 8 minggu. Usia matang dan kehamilan tak menghentikan langkah Serena Williams untuk tetap berprestasi dengan aktivitas fisik yang tinggi. Kehamilan ini menandakan wanita yang mempunyai tubuh yang kuat dapat tetap berolahraga, bahkan berprestasi meski sedang hamil.

Para ahli mengatakan orang bisa belajar banyak dari kehamilan bintang tenis ini, seperti manfaat berolahraga dan aktivitas fisik saat hamil. “Kehamilan tak boleh dipandang sebagai keadaan terkurung,” kata Dr. Raul Artal, M.D., profesor dan ketua departemen obstetri, ginekologi, dan kesehatan wanita di St. louise Univesity, School of Medicine..

Kehamilan, menurut dia, bisa menjadi momentum untuk mengubah gaya hidup. Sebab, ibu hamil punya waktu yang lebih banyak untuk menjaga dan merawat kesehatannya. Serena Williams menunjukkan ibu hamil dapat menjalani latihan berat dan tantangan fisik. Namun demikian, ibu hamil yang hendak melakukan aktivitas fisik berat mesti berkonsultasi dulu dengan dokter agar tidak menimbulkan risiko.

Bagi Serena Williams, pertandingan Australia Terbuka meningkatkan faktor emosional. Kehamilan membuat hormonnya berubah, namun dia berhasil mengalahkan sang kakak, Venus Williams, dan menjuarai turnamen itu.

Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou mengatakan kehamilan tidak akan menghentikannya berlatih dan mengejar karir olahraga. “Dia tidak akan berhenti hanya karena memiliki bayi bahkan bertekad mempertahankan gelarnya tahun depan,” ujarnya.

Alysia Montano

Serena Williams menambah daftar atlet yang tetap berprestasi dalam kondisi hamil. Sebelumnya ada Alysia Montano yang mengikuti lomba lari 800 meter dalam U.S. track and field championships di Sacramento, California, Amerika Serikat, dalam kondisi hamil. “Kami wanita karir dan juga seorang ibu,” kata Montano. “Kami punya kesempatan dan kami mampu.”