WASHINTONG DC - Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Carl Vinson bergerak menuju perairan Pasifik Barat, dekat Semenanjung Korea. Pengerahan kapal induk ini bertujuan untuk menanggapi provokasi Korea Utara (Korut) dengan uji coba rudalnya. 

Dituturkan Komando Pasifik AS dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN, Selasa (11/4/2017), Laksamana Harry Harris selaku komandan Komando Pasifik AS memerintahkan pasukan serbu USS Carl Vinson untuk berlayar ke arah utara menuju Pasifik Barat.

Pasukan serbu Angkatan Laut AS, yang merupakan bagian dari USS Carl Vinson, akan beroperasi di perairan Pasifik Barat hingga waktu yang belum ditentukan. Seorang pejabat AS menuturkan kepada Reuters, untuk misi ini, USS Carl Vinson sengaja membatalkan rencana kunjungan ke Australia.

Kapal induk berbobot 97 ribu ton yang bertenaga nuklir itu, merupakan salah satu dari 10 kapal induk AS yang aktif. USS Carl Vinson membawa lebih dari 60 pesawat tempur dan 5 ribu personel. Kapal induk AS ini awalnya berbasis di San Diego, AS. 

Sejak Sabtu (8/4) waktu setempat, kapal induk USS Carl Vinson telah berlayar menjauhi Singapura, untuk menjalankan misi baru di Pasifik Barat, dekat Semenanjung Korea. 

Pernyataan dari Komando Pasifik AS menyebut, kapal induk AS ini dikawal dua kapal penghancur USS Wayne E Meyer dan USS Michael Murphy, dan satu kapal jelajah USS Lake Champlain.

Kapal penghancur dan kapal jelajah itu dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal Aegis. Angkatan Laut AS sebelumnya melacak peluncuran rudal Korut dengan Aegis, yang bisa menembak jatuh rudal balistik seperti yang diuji coba Korut beberapa waktu terakhir. 

Pengerahan kapal induk semacam ini ke wilayah Pasifik Barat bukanlah hal langka. AS secara rutin mengerahkan aset militer, seperti pesawat tempur, ke wilayah tertentu untuk memamerkan kekuatannya. Faktanya, USS Carl Vinson sebelumnya menghabiskan waktu selama sebulan untuk ikut latihan militer.

Keputusan AS mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson ke Semenanjung Korea ini mencuat setelah Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan perdana dengan Presiden China Xi Jinping di Florida, AS. Pertemuan itu turut membahas isu program nuklir Korut. 

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyatakan, Trump dan Xi sama-sama sepakat soal 'urgensi ancaman program nuklir Korut' dan sepakat untuk bekerja sama dalam menyelesaikan isu Korut 'secara damai'.

Secara terpisah, penasihat keamanan nasional Trump, HR McMaster, menuturkan kepada Fox News bahwa mengerahkan pasukan serbu ke dekat Semenanjung Korea merupakan langkah 'bijaksana'. "Korut terlibat pola perilaku provokatif," sebutnya.