JAKARTA - Dua dari 24 unit pesawat tempur F-16 C/D 52ID yang dihibahkan Amerika Serikat (AS) kepada TNI Angkatan Udara, mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Senin (20/3/2017). Namun, kedatangan pesawat itu membawa kekhawatiran akan terulangnya kembali kecelakaan. Belum lama publik dikejutkan dengan kecelakaan pesawat tempur F-16 yang gagal mendarat dengan sempurna di Lanud Roesmin Nuryadin, Pekanbaru, Riau, Selasa (14/3/2017) lalu.  Komisi I DPR RI selaku mitra kerja TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) meminta agar seluruh pesawat hibah dikandangkan terlebih dahulu untuk dites kelayakan terbangnya. Hingga tidak merugikan nyawa para penerbang.

”Kami apresiasi adanya hibah. Tapi jangan lantas percaya begitu saja untuk dipergunakan tanpa dilakukan pengecekan. Karena keamanan bagi para penerbang (pilot) harus diutamakan. Jangan sampai ada korban lagi, karena mendidik pilot F16 itu mengeluarkan biaya yang besar,” ucap Ketua Komisi I DPR RI Abdu Kharis Almasyhari, seperti mengutip Jawa Pos, Rabu (22/3/2017).
Anggota DPR RI Fraksi PKS ini tak menampik, jika untuk membenahi pesawat hibah akan membutuhkan biaya yang banyak untuk merawatnya. ”Namanya barang second (bekas), pasti perawatannya lebih banyak. Untuk itu saya lebih mengusulkan pembelian pesawat baru,” tuturnya.

Namun jika melihat anggaran Kemenhan untuk memperkuat Alat Utama Sistem Keamanan (Alutsista), menurut Kharis, tidak mungkin pemerintah bisa membeli pesawat tempur baru. ”Anggaran di tahun 2017 untuk keamanan dari baseline (batas minimun) Rp200 triliun saja tak tercapai. Justru hanya mendapat Rp108 triliun,” kata Kharis.

Akan tetapi, kata Kharis, Indonesia tetap bisa memiliki pesawat tempur baru tanpa harus hibah. ”Yakni bisa dengan cara utang. Nah, pemerintah mau tidak? Terus yang diutangin mau tidak? Karena anggaran kita jelas tak memadai,” kata Kharis.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Jemi Trisojaya mengatakan, kalau pesawat hibah itu sudah diperbarui. ”Dua pesawat tempur F-16 tipe C/D yang dihibahkan sudah di-upgrade dari Blok 25 menjadi Blok 52 yang kemampuannya setara dengan pesawat baru,” kata Jemi.

Pelaksanaan upgrade tersebut, katanya, meliputi modifikasi struktural untuk memperpanjang masa pakai pesawat hingga 10.800 EFH, avionik setara dengan Blok 52ID dan overhaul engine untuk memaksimalkan kemampuan engine termasuk usia pakainya. Dua pesawat tempur F-16, masing-masing dengan nomor ekor TS-1622 dan TS16-38, itu merupakan bagian dari 24 pesawat yang dihibahkan Amerika Serikat kepada Pemerintah Indonesia dalam proyek Peace Bima Sena II.