JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Senegal bertekad untuk mengembangkan kemitraan antara para pebisnis swasta yang bergerak di sektor migas kedua negara, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari KBRI Dakar yang diterima di Jakarta, Senin. "Senegal melihat Indonesia sebagai negara yang sudah maju dalam penggunaan teknologi eksplorasi minyak bumi di offshore dan pengolahan gas LNG," kata Duta Besar RI untuk Senegal, Mansyur Pangeran.

Dubes Mansyur bertemu dengan Menteri Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, Thierno Alassane Sall, di Dakar, Senegal pada Kamis (16/3/2017).

"Pertemuan ini merupakan upaya menggarap kemungkinan peluang kerja sama dan promosi potensi masing-masing negara di bidang pengadaan dan pengolahan sumber-sumber energi," ujar dia.

Dia menyampaikan bahwa Pemerintah Senegal sedang memerlukan investasi besar di bidang energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya yang mencapai 500 MegaWatt per hari.

"Senegal juga mengundang para investor negara sahabat untuk memperbaharui instalasi jalur distribusi listrik. Energi terbarukan, seperti solar dan angin, juga akan dikembangkan mulai tahun 2018," tutur Dubes Mansyur.

Senegal belum lama ini berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah utara yang diperkirakan mencapai 500 juta barel.

Menteri Alassane dalam pertemuan dengan Dubes RI menyampaikan bahwa Senegal mengharapkan kerja sama dengan Indonesia untuk pembuatan anjungan minyak lepas pantai.

Kerja sama tersebut, menurut Dubes Mansyur, nantinya diharapkan akan dilakukan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta nasional kedua negara.

Senegal adalah negara di pantai barat Afrika yang kaya dengan warisan kolonial Perancis dan wisata alam.