SESAAT ANTARA SITI DAN RATNA - membisu. Seolah sedang berpikir dan merenung dengan masalah yang sedang terjadi. Ratna tampak gelisah. Sangat resah sekali. ''Kakak tidak tau, apakah Ibu juga punya peran dalam masalah ini'' Ratna berkamit.

''Maksudnya...'' tanya Siti, mereguk minuman jus.

''Karena Kakak perhatikan peran Ibu sangat besar sekaili. Seolah Ibu lah yang menuntut banyak soal anak itu,'' kata Ratna.

''Jadi Bang Rusman menurut saja kehendak Ibu nya…?''

''Ngak tau lah. Buktinya, dia ingin menggugat cerai karena hanya masalah anak.''

''Bang Rusman itu terlalu patuh sama Ibu nya, namun tak bisa mendudukkan antara yang baik dan buruk. Itu kelemahan nya selama ini. Dalam masalah Siti, sebenarnya yang banyak berperan bukan Bang Rusman tetapi Ibu nya...'' Siti menyebut kalau dia dulunya pun terlalu ditekan pihak Ibu Rusman. Dan Rusman itu hanya menurut saja. Jadi apa yang dikemukakan Ratna tadi dibenarkan Siti.

''Kakak panik sekarang ini...'' kata Ratna lagi sambil berdesah panjang.

''Tak perlu Kakak panik. Nanti Siti yang akan menemui Bang Rusman. Kalau perlu Ibu sekali pun. Padahal, soal anak baru kemarin Siti temui Ibu, Siti mengalah. Biarlah Icha beberapa saat di rumah Ibu. Tetapi mengapa Rusman itu harus memaksakan kehendaknya soal anak. Kalau pun sia-sia lah Siti berkorban untuk itu dengan memberikan anak Siti berlama-lama di tangan Ibu, kalau ujung-ujungnya Ibu justru mendesak Rusman menggugat cerai Kakak, berharap kalau Bang Rusman nikah lagi akan memiliki keturunan. Itu namanya mendikte rahasia Tuhan'' ujar Siti yang sedikit agak panas hati dengan sikap Rusman yang akan menceraikan Earna hanya faktor keturunan.

''Banyak orang nikah sampai 4 hingga 5 tahun belum dikuruniai anak. Karena dan mereka justru menerimanya. Mungkin Tuhan belum berkehendak'' kata Siti lagi. Belahan telapak tangannya masih saja mengusap-usap punggung tangan Ratna yang bersila di atas meja.

Dia seolah memberikan semangat pada Ratna agar masalah itu jangan terlalu dipikirkan.

''Percayalah Kak - Siti akan menemui Bang Rusman. Jika dia mengancam-ngancam juga. Kesepakatan Siti dan Ibunya soal Icha akan Siti batalkan..'' ujar Siti seolah dia memberikan suatu jaminan agar Ratna tak perlu khawatir.

''Terimakasih Siti… Siti tak seperti yang Kakak duga. Siti orangnya baik. Dan sangat mengerti tentang orang lain. Sementara Kakak merasa selama ini selalu tak memikirkan itu. Kakak minta maaf atas sikap Kakak selama ini..'' Ratna mendadak memeluk Siti dan menangis di bahu Siti dan terisak di situ. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...