JAKARTA - Sampah plastik hingga saat ini masih menjadi ancaman lingkungan terbesar bagi Indonesia. Tak hanya di darat, sampah plastik juga telah mencemari laut di Indonesia. Bahkan diprediksi, volume sampah di kota-kota besar akan mencapai jumlah fantastis pada satu dekade ke depan. Volume tersebut mengalami kenaikan sekira 77% dari realisasi tahun 2016, yang tercatat sebanyak 1,3 miliar ton sampah.

Menurut Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, sampah di lautan hingga saat ini bahkan telah menembus kedalaman 2.000 meter di bawah permukaan laut.

Hal itu pun cukup membuat Luhut terkejut. Menurutnya, terdapat beberapa alasan dari menumpuknya arus sampah di laut Indonesia. Salah satunya adalah arus laut internasional yang mengarah langsung ke Indonesia.
Studi makin lama makin panjang, kalau dilihat arus laut yang dibawa dari Singapura melalui Indonesia. Hal tersebut, membuat Indonesia bisa saja mengklaim jika sampah tersebut adalah milik Singapura, tapi pemerintah tidak bisa salahkan Singapura begitu saja. Karena ini merupakan masalah global.

Untuk itu, Luhut pun meminta bantuan dari Bank Dunia untuk mengatasi hal ini. Dengan upaya itu, diharapkan dapat mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia. Saat ini bantuan dari Bank Wolrd sudah mencakup 15 kota.

Lantas apa pandangan masyarakat terkait dengan menumpuknya sampah plastik di dasar laut. Apa harapan masyarakat untuk pemerintah, berikut ini KATA MEREKA :

1. Nugyasa Laksamana (25 tahun) Karyawan Swasta

Belum tahu pasti perkembangan lebih lanjutnya,tapi bisa jadi itu benar karena dulu pernah liat di medsos, bangkai burung di pantai yang isi perutnya banyak sampah plastik. Sangat disayangkan, itu merusak lingkungan dan mengganggu habitat hewan laut juga.

Kalau apa yang sudah saya kerjakan guna mengurangi sampah plastik sih simpel saja, mulai dari hal kecil. Biasakan diri untuk membuah sampah pada tempatnya, kalau belum menemukan tempat sampah ya disimpan di kantor atau tas karena ini soal membiasakan budaya positif. Sarannya untuk pemerintah, mulai anggarkan dana untuk menggencarkan kampanye soal kebersihan. Serta manfaatkan media agar budaya itu tertanam di benak seluruh masyarakat.