BOGOR - Sebanyak 15 telur satwa endemik Indonesia, komodo berhasil menetas di Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Curator Reptil TSI, Imam Purwadi mengatakan telur merupakan tersebut hasil perkawinan antara komodo jantan bernama Rangga dengan komodo betina bernama Rinca.

"Dari 26 telur yang ada, baru 15 telur yang sudah menetas terhitung dari (5/3/2017) kemarin sampai sekarang," kata Imam, Sabtu (11/3/2017).
Sebelum, bertelur kedua komodo tersebut diletakan di sebuah kandang pamer berukuran 20 m x 18 m x 12 m dengan fasilitas yang modern dan canggih.

Kandang tersebut disesain dapat memanipulasi lingkungan seperti di habibat aslinya dan dapat mengatur suhu, kelembaban serta mengatasi perbedaan ketinggian wilayah.

"Suhu ditingkatkan dari 18°C menjadi 40°C, serta menurunkan kelembaban dari 99% menjadi 60%. Ini dilakukan agar metabolisme komodo di dalam kandang berjalan dengan baik," paparnya.

Setelah itu, April 2016 dilakukan USG dan terlihat pertumbuhan folikel di ovarium. Pada Juni 2016 kedua komodo tersebut digabungkan dan satu bulan kemudian terlihat adanya perkawinan.

"Akhirnya tanggal (17/8/2016) lalu, TSI Bogor mendapatkan kado Hari Kemerdekaan Indonesia berupa 26 butir telur komodo dengan kualitas yang baik," ungkapnya.

Telur tersebut ditempatkan di dalam inkubator dengan suhu dan kelembaban yang stabil selama 6,5 bulan hingga akhirnya 15 telur menetas bertahap mulai (2/3/2017) sampai sekarang.

Tim kemudian melakukan pembersihan, pengukuran dan penimbangan terhadap anakan komodo. Kandang perawatan serta pakan disiapkan untuk mendukung perkembangan anakan komodo.

"Ini prestasi tersendiri bagi kami setelah sebelumnya juga pernah berhasil mengembangbiakan satwa endemik Indonesia lainnya," pungkasnya.