SITI SESAAT DIAM MEMBISU - sementara suara Ibu diseberang juga tak terdengar.  Siti jadi serba salah untuk memberitaukan rencana pernikahannya, bahkan sulit baginya untuk mengundang ibu dan keluarganya untuk datang. ''Siti mau bilang apa sama Ibu..'' terdengar mendadak suara Ibu dari seberang.

''Yahhh... disamping ingin memberitau rencana pernikahan Siti, juga ingin secara langsung mengundang ibu sekeluarga'' kata Siti sembari memberitaukan waktu pernikahannya

''Ya... Insyah Allah, kami akan datang. Bagaimana khabar Icha..?'' Ibu kembali mempertanyakan soal Icha.

''Sehat Bu... Nihhh... ikut sama Siti...'' kata Siti sembari melihat Ichasedang bercanda dengan Butet di depannya.

''Mana dia. Ibu sudah rindu mendengar suaranya'' kata Ibu. Siti mengisyaratkan Butet agar membawa Icha kearahnya. Siti lalu mengambil Icha dan memangkunya.

''Ini dia Bu...'' kata Siti segera mendekatkan Hp ke mulut Icha yang sepertinya terus ngoceh. Bahkan dia seperti tau sedang berbicara dengan seseorang. Ini dilihat dia berteriak teriak. Siti, Butet dan Linda tertawa ngakak melihat tingkah Icha itu.

''Lasak sekali Bu...'' kata Siti setelah menghindari telpon dari mulut Icha dan mendekap ke telinganya.

''Ibu jadi rindu Ti...''terdengar suara Ibu. Namun kali ini begitu seraknya.

''Iya Bu... kalau Ibu mau tidur sama dia. Jemputlah...'' kata Siti jadi terharu dengan suara Ibu yang sepertinya begitu memendam rasa.

''Boleh Ti...'' terdengar suara Ibu lagi. Kali ini seperti memelas.

''Kenapa ngak boleh...? Atau besoklah Siti antar ke rumah Ibu'' kata Siti. Suara Siti juga serak. Beban bathin yang ditanggung Ibu seolah begitu dirasakannya.

Dia faham dan mengerti, Ibu memang belakangan ini tak pernah bicara tentang Icha. Karena mungkin Ibu tau, kalau pun dia ingin meminta Icha tinggal beberapa saat di rumahnya, sudah pasti tidak akan diberikan Siti. Mengapa karena itu dia sepertinya terus memendam rasa.

''Kalau ini hari bagaimana Ti...'' terdengar suara Ibu sepertinya tak ingin melepas peluang yang diberikan Siti sehingga tak ingin menunggu besok lagi.

''Iyalah... Biar Siti ke tempat Ibu...'' kata Siti lagi.

''Ibu tunggu ya...'' terdengar suara Ibu seperti penuh harap.

Pembicaraan antara Siti dan Ibu berakhir. Siti sesaat tercenung usai menelepon Ibu.

''Kenapa Ti...'' tanya Linda.

''Aku kasihan betul dengan mantan Ibu mertua ku itu. Suara nya itu begitu menyentuh bathin ku. Betapa, dia sangat merindukan cucunya ini'' suara Siti hilang-hilang timbul (bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...