JAKARTA - Konsumsi obat dalam jangka panjang sering disebut bisa picu gangguan pada ginjal. Lantas, benarkah hal tersebut bisa terjadi? dr Dharmeizar Sp PD-KGH selaku ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) mengatakan, mengonsumsi obat dalam jangka panjang memang dapat memicu gangguan pada ginjal. Namun hal tersebut dapat terjadi jika pemakaian obat tidak mengikuti aturan dari dokter.

"Bukan obat yang diminum karena anjuran dokter tapi obat yang diminum tanpa anjuran dokter yang bisa memicu sakit ginjal," ucap dr Dharmeizar di sela-sela acara peringatan Hari Ginjal Sedunia oleh International Society of Nephrology dan International Federation of Kidney Foundation di Hotel Hermitage, Jalan Cilacap, Menteng, Rabu (8/3/2017).

Selain itu, dr Dharmeizar menjelaskan, obat yang dikonsumsi berdasarkan anjuran dokter juga merupakan obat analgesik. Di mana obat tersebut tidak dapat merusak ginjal karena sudah melalui tes untuk penyesuaian dalam tubuh.

Sementara, aturan dalam mengonsumsi vitamin, dr Dharmeizar mengatakan sebaiknya juga dikonsumsi sesuai aturan. dr Dharmeizar mengatakan, pada dasarnya vitamin terbagi menjadi dua macam, yaitu vitamin yang dapat larut dalam air dan larut dalam lemak.

"Kalau vitamin B dan C itu dapat larut dalam air sehingga kalau berlebihan dalam tubuh pasti bisa keluar. Nah yang nggak baik itu vitamin yang larut dalam lemak karena bertahan di dalam tubuhnya lama seperti vitamin A, D, E, dan K," sambung dr Dharmeizar.

Vitamin yang bertahan lama tersebut dapat menyebabkan kadar vitamin berlebih dalam tubuh. Apalagi, selain dari tambahan vitamin, tubuh juga memperoleh nutrisi vitamin dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

"Jadi konsumsi vitamin jangan berlebihan kalau tubuh sedang lemas aja, misalnya kalau sakit atau proses penyembuhan. Sedangkan kalau mau segar cukup olahraga, bukan minum vitamin," pungkas dr Dharmeizar.